TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan timnya telah berusaha keras untuk meredakan keraguan tentang elektabilitasnya sejak debat 27 Juni, di mana kandidat dari Partai Demokrat berusia 81 tahun ini berulang kali tersandung kata-katanya dan tampak kehilangan arah.
Pada Selasa, 9 Juli 2024, para anggota parlemen dari Partai Demokrat bertemu secara pribadi untuk membahas kampanye Biden di tengah-tengah kekhawatiran yang terus berlanjut tentang kebugaran fisik dan mental.
Sementara para petinggi Partai Demokrat, termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, menegaskan kembali dukungan mereka untuk Biden, Mikie Sherrill, perwakilan DPR dari New Jersey, menjadi anggota terpilih ketujuh dari partainya yang secara terbuka memintanya untuk mundur.
Namun, bagaimana tanggapan Donald Trump, kandidat yang menjadi penantang Biden untuk merebut kursi presiden Amerika Serikat?
Tidak Berharap Biden Mundur
Trump mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan Biden untuk mengakhiri upayanya untuk terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat, dan menyarankan agar ia tetap bertahan dalam persaingan karena egonya.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan pembawa acara Fox News, Sean Hannity, pada Senin malam, kandidat dari Partai Republik ini mengatakan bahwa Biden "mungkin akan tetap bertahan" dalam persaingan meskipun ada tekanan untuk keluar dari persaingan karena kekhawatiran akan kebugaran fisik dan mentalnya.
"Dia memiliki ego dan dia tidak ingin berhenti," kata Trump. "Dia tidak ingin melakukan itu. Bagi saya, sepertinya itulah yang dia inginkan."
Trump, calon presiden dari Partai Republik, mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak dapat berbuat banyak untuk memaksa Biden keluar dari persaingan, selain menggunakan ketentuan konstitusional yang memungkinkan wakil presiden dan anggota kabinet untuk menyatakan bahwa presiden tidak dapat melaksanakan tugasnya.
"Dia memiliki semua kekuatan, dia memiliki delegasi," kata Trump. "Dia tidak harus keluar."