TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik juru bicara militernya, Daniel Hagari, yang mengatakan bahwa Hamas akan tetap eksis di Jalur Gaza selama lima tahun ke depan.
Menurut laporan media lokal, Netanyahu marah dengan pernyataan publik Hagari, yang tampaknya tidak konsisten dengan sikap kantor perdana menteri.
"Israel merencanakan perang yang panjang melawan Hamas," kata Hagari dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Amerika ABC pada Senin, 8 Juli 2024, dan menambahkan bahwa ia percaya bahwa "Hamas akan tetap berambisi menjadi organisasi teror" untuk tahun-tahun mendatang.
"Apakah Anda dan saya akan berbicara lima tahun dari sekarang tentang Hamas sebagai organisasi teror di Gaza?" Hagari bertanya kepada pembawa acara, lalu melanjutkan: "Jawabannya adalah ya."
Laporan dari Channel 14 Israel mengindikasikan bahwa Netanyahu mengkritik Hagari secara pribadi, dengan mengatakan: "Ada juga anggota Hamas di Tepi Barat, tetapi tidak ada pemerintahan Hamas. Ada neo-Nazi di Jerman, tetapi tidak ada pemerintahan Nazi."
Netanyahu mengklaim bahwa "Israel akan menghapuskan kekuasaan Hamas dan tidak akan membiarkannya menguasai Jalur Gaza lagi dan mengancam Israel dari sana."
Ini bukan kali pertama Hagari berbeda pendapat dengan perdana menteri.
Akhir bulan lalu, ia mengatakan kepada Channel 13 bahwa untuk benar-benar mencapai tujuan Israel untuk menghapuskan Hamas di Gaza, sebuah alternatif harus diperkenalkan.
Hagari menggambarkan Hamas sebagai sebuah "ide" yang berakar di hati warga Gaza, dan menyatakan bahwa "siapa pun yang berpikir bahwa Hamas dapat dihilangkan adalah salah."
Netanyahu dan militer Israel mengeluarkan klarifikasi menyusul komentar Hagari, yang menyatakan bahwa militer "berkomitmen untuk mencapai tujuan perang seperti yang ditetapkan oleh Kabinet" dan telah mengupayakan hal ini "selama perang, siang dan malam, dan akan terus melakukannya."
Pernyataan Hagari telah meningkatkan perdebatan publik di Israel mengenai kelayakan tujuan Israel untuk "menghancurkan Hamas", dengan banyak analis dan pengamat militer yang menyatakan keraguannya akan tercapainya tujuan tersebut.
ARAB NEWS
Pilihan Editor: Gedung Putih Pastikan Joe Biden masih Jadi Capres Partai Demokrat