TEMPO.CO, Jakarta - Kepala mata-mata Turki telah bertemu dengan delegasi dari kelompok militan Palestina Hamas di Ankara. Mereka membahas negosiasi gencatan senjata di Gaza, kata lembaga penyiaran negara TRT pada Jumat, 13 September 2024.
Ibrahim Kalin, kepala Badan Intelijen Nasional Turki, telah bertemu delegasi dari pimpinan biro politik Hamas, kata TRT mengutip sumber keamanan Turki. Tak disebutkan siapa anggota delegasi Hamas tersebut.
Perang terjadi pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut hitungan Israel. Serangan Israel berikutnya terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu.
Badan intelijen Turki telah melakukan kontak dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Gaza termasuk Hamas, Israel, Qatar dan Amerika Serikat. Diplomasi intensif untuk gencatan senjata di Gaza sedang dilakukan, kata TRT.
Dalam pernyataan pekan lalu, Hamas mengatakan bahwa negosiatornya siap melaksanakan gencatan senjata segera dengan Israel di Gaza berdasarkan proposal AS sebelumnya, tanpa persyaratan baru dari pihak mana pun. Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim negosiasi mereka, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, bertemu dengan para mediator pada hari Rabu termasuk Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Doha. Pertemuan itu untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza.
Pembicaraan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 11 bulan. Masalah yang masih ada termasuk kontrol koridor Philadelphia hamparan tanah sempit di perbatasan Gaza dengan Mesir, yang masih ada.
Direktur CIA William Burns, yang juga kepala negosiator AS untuk Gaza, mengatakan sebelumnya bahwa proposal gencatan senjata yang lebih rinci akan dibuat dalam beberapa hari ke depan. Usulan sebelumnya yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni menetapkan gencatan senjata tiga fase sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.
REUTERS | TRT WORLD
Pilihan editor: Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia