TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengundurkan diri, Rabu, 15 Mei 2024, menandai berakhirnya sebuah era setelah hampir dua dekade menjabat.
Lee adalah putra Lee Kuan Yew, pendiri Singapura modern yang tetap berkiprah di dunia politik hingga wafat pada 2015.
Pengunduran dirinya mengakhiri sebuah dinasti keluarga, karena ia secara resmi menyerahkan tampuk kekuasaan kepada wakilnya, Lawrence Wong.
Sebagai perdana menteri ketiga Singapura, Lee mengawasi pertumbuhan ekonomi negaranya menjadi pusat keuangan internasional dan tujuan wisata utama. Produk domestik bruto per kapita pulau ini meningkat lebih dari dua kali lipat selama masa jabatannya, dan pemerintah juga dipuji karena berhasil mengarahkan negara ini melewati beberapa resesi dan berhasil melawan pandemi COVID-19.
Suksesi Lee telah direncanakan selama bertahun-tahun, tetapi transisi tersebut tertunda karena pandemi COVID-19. Pria berusia 72 tahun ini akan tetap berada di kabinet Wong sebagai menteri senior, seperti yang telah dilakukan oleh para perdana menteri Singapura sebelumnya.
Masa Muda
Lahir pada 10 Februari 1952, Lee Hsien Loong adalah putra Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew. Sejak usia muda, Lee kecil selalu tampil di muka publik.
Pada tahun 1959, saat Lee Hsien Loong berusia tujuh tahun, Lee Kuan Yew dilantik sebagai Perdana Menteri Singapura.
Sebagai seorang anak laki-laki, Lee Hsien Loong sering mengikuti ayahnya dalam kunjungan dan kampanye ke daerah pemilihannya.
Lee tua menceritakan bagaimana peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Lee Hsien Loong - seperti kerusuhan tahun 1964, pertempuran untuk kemerdekaan, atau bahkan hanya mengikutinya dalam kunjungan - akan memberinya paparan untuk kehidupan di dunia politik.
Di sekolah, Lee Hsien Loong adalah seorang siswa yang berprestasi, memenangi banyak penghargaan sejak muda. Ayahnya, Lee Kuan Yew, memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan jalur putranya.
“Dia mengirim kami ke sekolah Tionghoa; dia memulai pelajaran bahasa Melayu dengan Cikgu Amin, (istrinya) Cikgu Jamilah; dia mendorong saya dan Yang untuk mengambil Beasiswa SAF, untuk mengabdi kepada bangsa; dia membujuk Ling untuk menjadi dokter, bukan dokter hewan. Beliau menempatkan kami di jalan untuk membuat jejak kami sendiri di dunia, dan kami sangat berterima kasih,” kata Lee Hsien Loong dalam pidato pujian untuk sang ayah.