TEMPO.CO, Jakarta - Claudia Sheinbaum mencatatkan diri sebagai presiden perempuan pertama Meksiko menggantikan posisi Andres Manuel Lopez Obrador setelah resmi memenangkan pemilu Meksiko 2024.
Claudia yang populer dikalangan masyarakat miskin Meksiko, adalah ilmuwan bidang iklim dan mantan waki kota Meksiko City. Dia memenangkan kursi orang nomor satu di Meksiko dengan suara 58,3 persen dan 60,7 persen berdasarkan hasil hitung cepat oleh Komisi Pemilihan Umum Meksiko, angka ini sekaligus menjadi yang tertinggi dalam sejarah demokrasi Meksiko.
“Untuk pertama kalinya dalam 200 tahun republik ini, saya akan menjadi presiden perempuan pertama Meksiko,” kata Sheinbaum kepada para pendukungnya, yang disambut dengan teriakan ‘presiden, presiden’.
Kemenangan Sheinbaum menjadi langkah besar bagi Meksiko yang dikenal dengan budaya macho dan rumah bagi pemeluk Katholik terbesar kedua di dunia. Adapun Sheinbaum adalah perempuan pertama yang memenangkan pemilu di Amerika Serikat, Meksiko atau Kanada.
“Saya tidak pernah membayangkan suatu hari nanti saya akan memberikan suara saya untuk perempuan. Sebelumnya kami bahkan tak bisa memberikan hak suara, dan ketika kami bisa memberikan hak suara – kami memberikannya pada suami untuk memilih kandidat yang diinginkan suami. Saya bersyukur, keadaan sekarang berubah dan saya mendapat kesempatan itu,” kata Edelmira Montiel, 87 tahun, pendukung Sheinbaum dari negara bagian terkecil di Meksiko, Tlaxcala.
Profil Claudia Sheinbaum
Claudia Sheinbaum atau Claudia Sheinbaum Pardo lahir pada 4 Juni 1962 dari pasangan akademisi, ibunya adalah Annie Pardo Cemo seorang ahli biologi dan professor emeritus di Universitas Otonomi Nasional Mexico (UNAM). Sementara ayahnya bernama Carlos Sheinbaum merupakan seorang insinyur kimia.
Caludia sendiri adalah Politisi Meksiko dan insinyur perempuan. Claudia Sheinbaum menjabat sebagai Wali Kota Mexico City dari 2018 hingga 2023, sebelum akhirnya mengundurkan diri untuk maju dalam kontestasi pemilihan presiden 2024.
Pemenang jajak pendapat nasional ini dikenal dengan penelitian ilmiah dan advokasi kebijakan mengenai masalah efisiensi energi, keberlanjutan, dan lingkungan yang dibuatnya. Lebih jauh, Claudia merupakan salah satu ilmuwan dan pembuat kebijakan yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2017 atas karyanya di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB.
Caludia menghabiskan masa kecilnya di Mexico City, dia kemudian mendaftar di Universitas tempat sang ibu bekerja yakni Universitas Otonomi Nasional Mexico (UNAM) dan mengambil jurusan fisika. Perempuan ini juga mendapatkan gelar master dan doktornya di universitas yang sama dengan berfokus pada teknik energi. Ia melakukan penelitian doktoralnya di Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California, Amerika Serikat.
Sementara itu, dalam disertasinya ia membandingkan tren konsumsi energi di Mexico dengan negara-negara industri maju lainnya. Claudia Sheinbaum kemudian kembali ke UNAM sebagai anggota dan bagian dari fakultas teknik pada 1995.
Adapun Claudia telah aktif dalam dunia politik sejak 1980-an sebagai mahasiswa dan profesor. Meskipun ia memiliki peran dalam mendirikan Partai Demokrat Revolusioner yang dipimpin mahasiswa tahun 1998, ia sendiri baru menjabat pada pergantian abad ke-21.
Dilansir dari laman britannica.com, pada 2000 ia diangkat menjadi menteri lingkungan hidup Mexico City oleh Wali Kota Andres Manuel Lopez Obrador, yang memiliki hubungan politik kuat dengannya. Kemudian, setelah Lopez Obrador kalah dalam pencalonannya menjadi Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum kembali ke UNAM, dan berkontribusi pada bagian mitigasi perubahan iklim pada penilaian keempat dan kelima IPCC.
Pada 2015, Claudia Sheinbaum terpilih sebagai wali kota distrik Tlalpan di Mexico City. Sebagai wali kota, ia menekankan pada pentingnya hak atas air dan penggunaan yang adil. Kiprah polit
Lebih lanjut, dia kemudian terpilih menjadi Walikota Mexico City pada Juli 2018 dan memperoleh 50 persen suara dari tujuh kandidat, hingga akhirnya pada 12 Juni 2023, Claudia Sheinbaum mengumumkan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai Wali Kota Mexico City untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Meksiko.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | REUTERS
Pilihan Editor: Koalisi Perempuan Sebut Demokrasi Kacau dan Pemerintah Jokowi Diskriminatif