TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Ukraina dirawat di rumah sakit akibat luka serius pada tubuhnya. Ia mengalami luka-luka setelah membakar dirinya sendiri di luar konsulat Ukraina di Polandia selatan, pada Kamis, 12 April 2023.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 08:00 (0600 GMT) di kota Krakow, menurut petugas pers Piotr Szpiech. Ia mengatakan pria itu berusia 63 tahun.
"Dia berdiri dalam antrean di luar konsulat Ukraina ketika mulai meneriakkan sesuatu dalam bahasa Ukraina, mengeluarkan botol berisi bahan yang mudah terbakar, menyiram dirinya dengan cairan itu dan membakar dirinya sendiri," kata Szpiech.
"Seorang petugas patroli dan seorang saksi memadamkan api. Pria itu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi serius yang mengancam jiwa," ujarnya.
Szpiech mengatakan dia tidak tahu apa yang diteriakkan pria itu. Laporan media lokal menyebutkan pria itu telah mendesak warga negaranya untuk kembali ke Ukraina dan melawan Rusia. Namun menurut seorang saksi yang kemudian dikutip oleh saluran televisi Polsat News mengatakan, "Dia tidak menyebutkan perang atau Ukraina, hanya keluhan pribadi."
"Dia bilang punya masalah dengan konsulat, bahwa dia tidak dibantu," ujarnya.
Sementara itu dalam laporan dokumen rahasia Amerika Serikat yang bocor ke publik disebutkan bahwa 354.000 tentara Rusia dan Ukraina telah terbunuh atau terluka dalam perang. Konflik ini diperkirakan bakal berlangsung lama.
Jika asli, dokumen-dokumen itu, yang terlihat seperti penilaian rahasia AS tentang perang serta beberapa spionase AS terhadap sekutu, menawarkan wawasan langka ke dalam pandangan Washington tentang salah satu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia, menurut Badan Intelijen Pertahanan, telah kehilangan 2.048 tank dan 3.900 APC sementara Ukraina kehilangan 468 tank dan 1.020 APC. Ukraina memiliki 802 tank dan 3.498 APC, sementara Rusia memiliki 419 tank dan 2.928 APC di medan perang
Rusia memiliki keunggulan dalam pesawat tempur dan pertahanan udara, menurut dokumen tentang korban. Namun angka tersebut tidak bisa diverifikasi.
NDTV | REUTERS
Pilihan Editor: Gelombang Covid-19 Kembali Hantui Asia, Angka Kasus Naik Lagi