TEMPO.CO, Jakarta -Departemen Keamanan Publik Texas mengakui dalam jumpa pers bahwa kelambanan aparat dalam menangani kasus penembakan massal di Sekolah Dasar Robb, Kota Uvalde, merupakan keputusan yang salah dan fatal.
“Tentu saja itu bukan keputusan yang tepat. Itu keputusan yang salah, titik, tidak ada pembenaran," kata direktur departemen, Kolonel Steven McCraw, Jumat.
“Ada banyak petugas untuk melakukan apa yang perlu dilakukan, dengan satu pengecualian, komandan insiden di dalam sekolah percaya bahwa dia membutuhkan lebih banyak peralatan dan lebih banyak petugas untuk melakukan penyelamatan taktis pada saat itu.”
Dalam sejumlah jumpa pers, aparat terus mengklarifikasi kisah mereka dalam penanganan kasus ini hingga 12 kali.
Klarifikasi terakhir mengungkap bahwa sejumlah petugas yang terdiri atas polisi Kota Uvalde hingga pasukan Patroli Perbatasan Amerika Serikat dengan senjata lengkap berada hampir satu jam di lorong sekolah sebelum melakukan penyergapan dan menembak mati pelaku.
McCraw menambahkan, kepala departemen kepolisian distrik sekolah Peter Arredondo di Uvalde, Texas, percaya bahwa pada saat itu, pelaku Salvador Ramos dibarikade di dalam dan anak-anak tidak lagi dalam bahaya. Namun, dalam waktu bersamaan, dilaporkan sejumlah siswa SD delapan kali melakukan panggilan darurat ke operator 911.
Setidaknya dua anak melakukan beberapa panggilan darurat dari dua ruang kelas empat yang bersebelahan. Panggilan terjadi pada 12:03, setengah jam setelah Ramos pertama kali memasuki gedung.
Seorang siwa tidak disebut namanya menelepon 911 pada 12:16. Dia mengatakan masih ada delapan sampai sembilan siswa yang masih hidup. Tiga tembakan terdengar selama panggilan yang dilakukan pada pukul 12:21.
Anak perempuan lain melakukan panggilan pertama memohon kepada operator untuk "kirim polisi sekarang" pada pukul 12:43. Panggilan kembali dilakukan empat menit kemudian. Pada 12:50, barulah petugas Patroli Perbatasan dan polisi menyerbu masuk dan menembak mati pelaku.
"Ada sebanyak 19 petugas di lorong pada 12:03, ketika panggilan 911 pertama dari dalam kelas diterima," kata McCraw.
Penembakan brutal ini merupakan yang terburuk dalam penembakan di sekolah setelah SD Sandy Hook di Connecticut hampir satu dekade silam. Seorang pria berusia 18 tahun menembaki murid di Sekolah Dasar (SD) Robb, Texas, Selasa lalu. Total korban tewas mencapai 19 siswa dan dua orang dewasa serta 17 orang lainnya cedera.
Baca juga: Kisah Saksi Mata Penembakan Texas, Pura-Pura Mati dengan Bersimbah Darah Teman
SUMBER: NBC NEWS