TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Partai Demokrat, Joe Biden, berpotensi mengambil alih Georgia juga di Pemilu AS. Hal tersebut mengacu pada kian menipisnya selisih di antara ia dan inkumben Donald Trump. Per berita ini ditulis, kedudukan Biden dan Trump di Georgia adalah 49,1 persen melawan 49.7 persen atau dipisahkan 28.827 suara.
Dikutip dari CNN, setidaknya ada 90.735 surat suara yang belum selesai dihitung di sana. Sebanyak 17 ribu di antaranya berasal dari Fulton County dan itu yang tengah diproses saat ini. Bagi Donald Trump, kemenangan di Georgia akan sangat penting untuk menjaga peluang menjadi Presiden Amerika karena ada 16 suara elektoral di sana.
"Georgia benar-benar penting (bagi Donald Trump)," ujar pernyataan pers tim kampanyenya, Kamis, 5 November 2020.
Apabila mengacu pada tren beberapa jam terakhir di Georgia, suara Donald Trump tergerus secara gradual. Pada Rabu dini hari waktu setempat, awalnya Donald Trump memimpin dengan selisih 372 ribu suara. Sepuluh jam kemudian, selisih suaranya tinggal 103 ribu. Sekarang, selisihnya dengan Joe Biden berada di bawah 30 ribu suara.
Dengan suara yang konsisten tergerus, Donald Trump pantas gelisah. Seorang sumber di tim kampanye Donald Trump, menurut laporan CNN, sudah mulai bersiap siap meminta penghitungan ulang di Georgia. Namun, di Georgia, penghitungan ulang hanya bisa dilakukan apabila selisih suara antara Donald Trump dan Joe Biden 1 persen ke bawah.
Kontras dengan kubu Donald Trump, kubu Joe Biden merasa punya kans bagus mengambil alih Georgia. Apalagi, mereka berhasil mengambil alih Wisconsin dan Michigan yang sempat dikuasai Donald Trump. Penasehat kampanye Joe Biden, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa kemenangan di Georgia akan membatasi langkah Trump selanjutnya. "Kami punya perasaan bagus soal Georgia," ujar penasehat terkait, dilansir dari CNN.
Sebagai catatan, Georgia masuk dalam barisan lokasi kampanye terakhir Joe Biden. Tahu suara di sana penting, Joe Biden mengandalkan mantan Presiden Barack Obama untuk membantu mendongkrak suara.
Saat ini, secara nasional, Joe Biden memimpin dengan 264 suara elektoral. Sementara itu, Donald Trump mengumpulkan 213 suara elektoral. Selain Georgia, penghitungan suara Pemilu AS belum selesai di Alaska (3), Nevada (6), Arizona (11), Pennsylvania (20), North Carolina (15), dan Maine (4).
Untuk bisa memenangkan Pemilu AS, Joe Biden tinggal membutuhkan 6 suara elektoral. Hal itu bisa ia dapatkan dari Nevada di mana ia unggul dengan perolehan suara 49,3 persen dibandingkan Donald Trump, 48,7 persen. Jika gagal di Nevada, Joe Biden memiliki alternatif Arizona di mana ia memimpin dengan 50,7 persen suara.
Dengan catatan di atas, plus situasi di Georgia, Joe Biden memiliki lebih banyak ruang untuk menang dibandingkan Donald Trump. Untuk bisa membalikkan keadaan secara Nasional, Donald Trump harus bisa menjaga keunggulan di Georgia, North Carolina, Pennsylvania, plus mengalahkan Biden di Nevada karena selisih suara yang tipis.
ISTMAN MP | CNN