Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perusahaan Jepang di China Berencana Pulangkan Pegawai Usai Penikaman Siswa SD

Reporter

image-gnews
Seorang wanita meletakkan karangan bunga di luar Sekolah Jepang Shenzhen, menyusul tewasnya seorang anak berusia 10 tahun setelah ditikam oleh seorang penyerang dalam perjalanan ke sekolah tersebut, di Shenzhen, provinsi Guangdong, Cina 19 September 2024. REUTERS/David Kirton
Seorang wanita meletakkan karangan bunga di luar Sekolah Jepang Shenzhen, menyusul tewasnya seorang anak berusia 10 tahun setelah ditikam oleh seorang penyerang dalam perjalanan ke sekolah tersebut, di Shenzhen, provinsi Guangdong, Cina 19 September 2024. REUTERS/David Kirton
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa perusahaan Jepang di China telah menawarkan untuk mengirim staf dan keluarga mereka kembali ke rumah setelah seorang anak laki-laki Jepang berusia 10 tahun ditikam secara fatal di Kota Shenzhen, kata seorang eksekutif Jepang dan karyawan perusahaan Jepang di Beijing pada Jumat 20 September 2024.

Penikaman pada Rabu adalah serangan kedua di dekat sekolah Jepang di China dalam beberapa bulan terakhir. Ini terjadi pada peringatan insiden tahun 1931 yang memicu perang antara China dan Jepang.

Kedutaan Besar Jepang bertemu dengan kamar dagang Jepang dan Beijing Japanese School pada Kamis malam untuk membahas keselamatan komunitas Jepang di China, kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar Jepang untuk Beijing Kenji Kanasugi juga berbicara dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong dan meminta Beijing untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan, tambah pernyataan itu.

Kedutaan tidak menyebutkan apa pun tentang relokasi, namun eksekutif Jepang yang berbasis di Beijing, yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini, mengatakan beberapa perusahaan menawarkan opsi tersebut kepada karyawan mereka.

Karyawan di empat perusahaan Jepang juga mengatakan beberapa perusahaan besar di China telah memberikan pilihan kepada karyawan Jepang dan keluarga mereka untuk direlokasi ke rumah mereka atas biaya perusahaan, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal tersebut.

Eksekutif dan karyawan menolak memberikan rincian lebih lanjut.

"Ini merupakan kejutan yang sangat berat," kata eksekutif tersebut kepada Reuters. "Dan ini adalah contoh lain di mana sebuah sekolah di Jepang menjadi sasaran."

“Kalau untuk keluar sementara ya, itu benar, dan banyak perusahaan Jepang yang akan melakukannya,” ujarnya. "Kita perlu mengetahui mengapa hal ini terjadi lagi... jika tidak, kita tidak dapat hidup dan bekerja di sini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kementerian Luar Negeri China pada Kamis menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, dan menyebut kejahatan tersebut sebagai “kasus individual”.

Jepang telah mendesak pemerintah China untuk melakukan yang terbaik untuk menjamin keselamatan warga negara Jepang di sana, serta memberikan rincian mengenai insiden tersebut, kata kedutaan Jepang.

Kedutaan tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Pada Rabu, seorang pria berusia 44 tahun bermarga Zhong menikam anak laki-laki berusia 10 tahun dalam perjalanan ke sekolah. Anak laki-laki tersebut, yang berkewarganegaraan Jepang dan lahir dari ayah berkewarganegaraan Jepang dan ibu berkewarganegaraan China, meninggal sehari kemudian.

Penyerang telah mengaku menyerang anak laki-laki tersebut dan sebelumnya telah ditangkap pada 2015 atas tuduhan menghancurkan fasilitas telekomunikasi umum, media China melaporkan pada hari Jumat.

Pilihan Editor: Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

REUTERS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Pencemaran Nama Baik Jhon LBF, Septia Pilih Berdamai

12 jam lalu

Mantan buruh PT Hive Five, Septia Dewi Pertiwi meminta damai kepada mantan bosnya Henry Kurnia Adhi atau lebih dikenal dengan nama John LBF di agenda pemeriksaan saksi di PN Jakpus.  Septia sebelumnya dilaporkan John LBF atas dugaan pencemaran nama baik terkait perusahannya. Rabu, 9 Oktober 2024. TEMPO/ JIHAN RISTIYANTI
Kasus Pencemaran Nama Baik Jhon LBF, Septia Pilih Berdamai

Pengusaha Jhon LBF melaporkan eks karyawannya, Septia, atas dugaan pencemaran nama baik


Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia dan Cina Sama-sama Incar Kemenangan Pertama

17 jam lalu

Timnas Australia berfoto sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia AFC Grup C, Indonesia vs Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia, 10 September 2024. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia dan Cina Sama-sama Incar Kemenangan Pertama

Duel Timnas Australia vs Cina tersaji pada pertandingan ketiga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Adelaide Oval pada Kamis 10 Oktober.


Duel Arab Saudi vs Jepang, Hajime Moriyasu Akui Cuaca Panas Bakal Buat Pertandingan Jadi Lebih Sulit

1 hari lalu

Pelatih timnas Jepang Hajime Moriyasu. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Duel Arab Saudi vs Jepang, Hajime Moriyasu Akui Cuaca Panas Bakal Buat Pertandingan Jadi Lebih Sulit

Timnas Jepang akan menghadapi Arab Saudi pada pertandingan ketiga Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Jeddah.


Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

1 hari lalu

Ilustrasi Industri Baja dan Besi. TEMPO/Subekti
Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

Saat ini, lebih dari 90 persen perusahaan Tiongkok merugi dan berimbas pada kerugian perusahaan baja global.


Tiba di Jakarta, Imam Besar Masjid Nabawi Ungkap Kecintaannya Terhadap Masyarakat Indonesia

1 hari lalu

Imam Besar Masjid Nabawi, Ahmad bin Ali Al-Hudhaify (kiri) tiba Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin, 7 Oktober 2024. TEMPO/Hammam Izzuddin
Tiba di Jakarta, Imam Besar Masjid Nabawi Ungkap Kecintaannya Terhadap Masyarakat Indonesia

Imam Besar Masjid Nabawi, Ahmad bin Ali Al-Hudhaify tiba Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin, 7 Oktober 2024. Ia akan berada di Indonesia hingga Jumat mendatang.


Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

1 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menjaga kesehatan mental penting untuk dilakukan. Terutama di lingkungan kerja


Segini Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Karyawan Swasta dan Cara Menghitungnya

2 hari lalu

Segini Iuran BPJS Kesehatan 2024 untuk Karyawan Swasta dan Cara Menghitungnya

Segini besaran iuran kepesertaan program JKN-KIS BPJS Kesehatan untuk karyawan swasta pada 2024 dan cara perhitungannya.


Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

2 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kesehatan mental begitu penting untuk dijaga, terutama dalam lingkungan kerja.


Jepang Terpillih sebagai Negara Terbaik untuk Traveling

3 hari lalu

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva
Jepang Terpillih sebagai Negara Terbaik untuk Traveling

Conde Nast menyebutkan banyak sekali atraksi yang menarik wisatawan asing di Jepang, seperti bunga sakura yang ikonik dan Taman Ghibli.


Knowledge Power Up, Inisiatif Telkom Akselerasikan Budaya Belajar Karyawan

3 hari lalu

Demi mendukung langkah transformasi perusahaan sekaligus memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, Telkom secara kontinyu  menerapkan berbagai program serta aktivasi belajar dan inovasi bagi seluruh karyawan, baik hard skill maupun soft skill. Dok. Telkom
Knowledge Power Up, Inisiatif Telkom Akselerasikan Budaya Belajar Karyawan

Telkom Indonesia hadirkan program Knowledge Power Up untuk memperkuat budaya belajar dan inovasi bagi karyawan.