TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa perusahaan Jepang di China telah menawarkan untuk mengirim staf dan keluarga mereka kembali ke rumah setelah seorang anak laki-laki Jepang berusia 10 tahun ditikam secara fatal di Kota Shenzhen, kata seorang eksekutif Jepang dan karyawan perusahaan Jepang di Beijing pada Jumat 20 September 2024.
Penikaman pada Rabu adalah serangan kedua di dekat sekolah Jepang di China dalam beberapa bulan terakhir. Ini terjadi pada peringatan insiden tahun 1931 yang memicu perang antara China dan Jepang.
Kedutaan Besar Jepang bertemu dengan kamar dagang Jepang dan Beijing Japanese School pada Kamis malam untuk membahas keselamatan komunitas Jepang di China, kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar Jepang untuk Beijing Kenji Kanasugi juga berbicara dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong dan meminta Beijing untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan, tambah pernyataan itu.
Kedutaan tidak menyebutkan apa pun tentang relokasi, namun eksekutif Jepang yang berbasis di Beijing, yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini, mengatakan beberapa perusahaan menawarkan opsi tersebut kepada karyawan mereka.
Karyawan di empat perusahaan Jepang juga mengatakan beberapa perusahaan besar di China telah memberikan pilihan kepada karyawan Jepang dan keluarga mereka untuk direlokasi ke rumah mereka atas biaya perusahaan, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal tersebut.
Eksekutif dan karyawan menolak memberikan rincian lebih lanjut.
"Ini merupakan kejutan yang sangat berat," kata eksekutif tersebut kepada Reuters. "Dan ini adalah contoh lain di mana sebuah sekolah di Jepang menjadi sasaran."
“Kalau untuk keluar sementara ya, itu benar, dan banyak perusahaan Jepang yang akan melakukannya,” ujarnya. "Kita perlu mengetahui mengapa hal ini terjadi lagi... jika tidak, kita tidak dapat hidup dan bekerja di sini."
Kementerian Luar Negeri China pada Kamis menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, dan menyebut kejahatan tersebut sebagai “kasus individual”.
Jepang telah mendesak pemerintah China untuk melakukan yang terbaik untuk menjamin keselamatan warga negara Jepang di sana, serta memberikan rincian mengenai insiden tersebut, kata kedutaan Jepang.
Kedutaan tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.
Pada Rabu, seorang pria berusia 44 tahun bermarga Zhong menikam anak laki-laki berusia 10 tahun dalam perjalanan ke sekolah. Anak laki-laki tersebut, yang berkewarganegaraan Jepang dan lahir dari ayah berkewarganegaraan Jepang dan ibu berkewarganegaraan China, meninggal sehari kemudian.
Penyerang telah mengaku menyerang anak laki-laki tersebut dan sebelumnya telah ditangkap pada 2015 atas tuduhan menghancurkan fasilitas telekomunikasi umum, media China melaporkan pada hari Jumat.
Pilihan Editor: Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik
REUTERS