TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyatakan siap berbagi informasi intelijen mengenai Iran dengan Arab Saudi, yang menjadi rivalnya di Timur Tengah.
Keterangan tersebut disampaikan kepada publik oleh salah satu situs berita utama di Arab Saudi usai wawancara dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel.
Baca: Menhan Israel Serukan Percepat Serbu Iran
Raja Salman (kiri) berbicara dengan putranya, Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman. Raja Salman membentuk lembaga antikorupsi, yang dikepalai putra mahkota, pada 4 November 2017. Lembaga ini kemudian menangkap sebelas pangeran dan puluhan mantan menteri. AP/Hassan Ammar
Dalam sebuah wawancara dengan Letnan Jenderal Gadi Eisenkot yang diterbitkan oleh Elaph, Kamis, 16 November 2017, dia mengatakan, Israel siap berbagi informasi intelijen mengenai ancaman Iran.
Militer Israel membenarkan isi wawancara yang diturunkan oleh situs berita tersebut. Hingga saat ini, Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik.
Pada wawancara tersebut, Eisenkot menyebut bahwa Iran ancaman nyata dan paling besar di Timur Tengah. Dia juga menuding Iran mendukung kelompok bersenjata di kawasan.
"Iran harus dihentikan menyebarkan pengaruhnya," kata Eisenkot seperti dikutip Al Jazeera.
Meskipun demikian, Eisenkot mengaku kepada wartawan Al Jazeera bahwa Israel tidak tertarik menyerang Hizbullah, kelompok bersenjata di Lebanon, yang mendapatkan dukungan Iran.Seorang tentara Israel tengah dalam posisi siaga tinggi, dan mengarahkan senjata laras panjang ke arah seorang wanita. Menurut juru bicara militer Israel, wanita tersebut berusaha menyerang tentara, sehingga prajurit Israel mengambil tindakan. Hebron, Israel, 22 September 2015. REUTERS
Israel kian meningkatkan hubungan dengan sejumlah negara menyusul pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada Januari 2017.
Pada Juni 2017, Yisrael Katz, seorang Menteri Transportasi dan Intelijen Israel, menyarankan Raja Salman agar Arab Saudi mengundang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Riyadh guna membangun hubungan diplomatik sepenuhnya.
Baca: Israel: Kesepakatan Nuklir Iran Sebuah Kesalahan
Katz juga mengatakan, Raja Salman harus mengirimkan putranya Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Tel Aviv. Kantor berita AFP belakangan melaporkan, Putra Mahkota melakukan kunjungan rahasia ke Tel Aviv pada September 2017. Namun Arab Saudi membantah laporan menteri Israel tersebut.