TEMPO.CO, Tel Aviv - Israel diam-diam mengutus orangnya ke Arab Saudi beberapa hari terakhir untuk mempelajari tempat-tempat yang dapat dijadikan basis dalam melancarkan serangan darat terhadap Iran. Hal ini disampaikan oleh intelijen Mesir.
Menurut informasi tersebut, Israel, Arab Saudi, Qatar, Jordania, dan beberapa negara Arab telah mendiskusikan kemungkinan serangan terhadap lokasi-lokasi nuklir Iran. Meski demikian, Amerika Serikat memperingatan Israel dan Arab Saudi bahwa setiap serangan harus mendapat persetujuan dari pemerintahan Obama.
Kunjungan petugas Israel ke Arab Saudi hanya sehari sebelum keluar pengumuman bahwa telah terjadi kesepakatan antara Iran dan pihak Barat. Iran setuju untuk menghentikan beberapa bagian penting dari program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi.
Dalam sebuah pertemuan kabinet di Yerusalem pada Minggu, 24 November 2013, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kesepakatan itu "buruk" dan "berbahaya", dan menegaskan Israel tidak akan membiarkan Iran mengembangkan persenjataan nuklir.
"Israel tidak terikat oleh perjanjian ini," kata Netanyahu. "Saya ingin menegaskan bahwa kami tidak akan membiarkan Iran menguasai persenjataan nuklir."
"Hari ini, dunia menjadi lebih berbahaya karena penguasa yang paling berbahaya di dunia telah membuat langkah maju yang signifikan dalam penguasaan persenjataan yang paling dahsyat di dunia," ujarnya.
Dilaporkan kesepakatan dengan Iran menyetujui penghentian pembangunan fasilitas pengayaan uranium baru, namun Iran diizinkan untuk tetap menggunakan fasilitas yang lama.
Perjanjian itu juga membatasi jumlah dan tipe pengaya uranium yang boleh dibuat Iran dan mewajibkan negara itu membuka lokasi-lokasi nuklirnya untuk diperiksa setiap hari. Meski demikian, Israel mengingatkan, uranium dalam jumlah sangat kecil pun dapat digunakan untuk membuat sebuah senjata dengan kemampuan nuklir.
Sebagai imbalan, Iran dibebaskan dari beberapa hukuman, termasuk pencairan kembali aset negara itu senilai lebih dari US$ 7 miliar. Beberapa jam setelah penandatanganan perjanjian itu, Presiden Hassan Rouhani mengatakan, kesepakatan tersebut mengakui "hak" Iran untuk mempertahankan program nuklirnya.
KLEIN ONLINE/PHILIPUS PARERA
Berita Terpopuler Lainnya
TKI Asal NTB Akan Segera Menghirup Udara Bebas
Aburizal Bakrie Menjawab Soal Operasi Dagu
Kota Medan dan Sekitarnya Masih Diselimuti Abu
Aburizal Bakrie Jadi Cawapres Jokowi?