TEMPO.CO, Tel Aviv - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendarat di Israel pada Senin, 22 Mei 2017 setelah melakukan kunjungan ke Arab Saudi selama dua hari.
Presiden Trump dan rombongan disambut oleh Presiden Israel Reuven Rivlin di lapangan terbang internasional Ben Gurion di Tel Aviv.
Pada lawatan ini, Trump akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan melakukan perjalanan ke daerah pendudukan Tepi Barat, Selasa, 23 Mei 2017, untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Kunjungan Trump ini bagian dari lawatan pertama kalinya ke luar negeri sebagai presiden setelah berada di Arab Saudi untuk bertemu dengan para pemimpin negara Islam," Middle East Eye melaporkan.
Trump secara luas dikenal sebagai pendukung kuat Israel bila dibandingkan dengan pendahulunya, Barack Obama. Dia memilih jalan lebih lembut untuk menyelesaikan masalah daerah pendudukan.
Lebih dari 600 ribu warga Yahudi tinggal di sekitar 140 kawasan yang dibangun sejak Israel menguasaii Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 1967. Kawasan tersebut diklaim oleh Palestina sebagai ibu kota negara yang akan datang. Pembangunan kawasan permukiman tersebut bertentangan dengan hukum internasional.
"Kami memiliki kesempatan mengadakan diskusi antara Israel dan Palestina," kata Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, di atas pesawat kenegaraaan Air Force One sebelum mendarat. Tillerson mendampingi Trump selama lawatan ke Israel.
MIDDLE EAST EYE | CHOIRUL AMINUDDIN