Israel Invasi Darat ke Lebanon: Begini Klaim Sepihak Buat Memburu Hizbullah
Reporter
Putri Safira Pitaloka
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 3 Oktober 2024 01:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel mulai dua hari lalu melancarkan invasi darat ke Lebanon, yang menandai meningkatnya dalam konflik yang telah berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hizbullah.
Serbuan ini diambil setelah serangkaian serangan udara yang menargetkan pemimpin Hizbullah dan infrastruktur militer mereka, serta sebagai respons terhadap peluncuran roket oleh Hizbullah ke wilayah utara Israel.
Kenapa Israel Menginvasi Lebanon?
Menurut AP News, Israel mengklaim bahwa invasi ini diperlukan untuk mengatasi ancaman langsung dari Hizbullah, yang dianggap sebagai kelompok militan yang didukung oleh Iran.
Dalam pernyataan resmi, militer Israel menyebutkan bahwa mereka melakukan serangan darat yang terbatas, terlokalisasi, dan terarah terhadap target-target Hizbullah di selatan Lebanon, terutama di desa-desa dekat perbatasan yang dinilai membahayakan komunitas Israel di utara.
Kondisi ini diperburuk oleh serangan roket Hizbullah yang dimulai setelah konflik di Gaza, Palestina meningkat pada awal Oktober 2023. Israel merasa perlu untuk mengambil tindakan tegas guna memastikan keamanan warganya dan memulihkan stabilitas di wilayah perbatasan.
Sebelumnya, Israel juga telah melakukan serangkaian serangan udara yang menghancurkan sebagian besar kepemimpinan senior Hizbullah dan infrastruktur mereka. Selain itu, Israel berusaha untuk memaksa Hizbullah mematuhi resolusi PBB yang mengakhiri perang 2006, yang mengharuskan kelompok tersebut menarik diri sejauh 30 kilometer dari perbatasan Israel.
Dengan meningkatnya ketegangan dan serangan balasan dari Hizbullah, Israel merasa bahwa invasi ini adalah langkah terakhir untuk mengamankan perbatasan dan menghentikan ancaman dari kelompok tersebut.
Dampak Invasi ke Lebanon
Invasi ini memiliki dampak yang signifikan bagi Lebanon dan kawasan sekitarnya. Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel, dengan hampir seperempat dari jumlah tersebut adalah wanita dan anak-anak.
Selain itu, sekitar satu juta orang telah terpaksa mengungsi akibat serangan yang terus menerus, menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam di negara tersebut.
Dikutip adri BBC, Lebanon kini berada dalam salah satu fase paling berbahaya dalam sejarahnya. Perdana Menteri Najib Mikati menyatakan perlunya bantuan mendesak untuk mendukung pengungsi dan masyarakat yang terkena dampak.
Serangan Israel tidak hanya menyasar militan tetapi juga menghancurkan infrastruktur sipil, memperburuk kondisi kehidupan masyarakat sipil. Dari perspektif geopolitik, invasi ini juga dapat memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Dengan Iran sebagai pendukung utama Hizbullah, ada kekhawatiran bahwa konflik ini bisa meluas menjadi perang regional yang lebih besar.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah menyerukan gencatan senjata untuk mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut, namun pemerintah Israel tak menggubris hal tersebut.
Secara keseluruhan, invasi Israel ke Lebanon tidak hanya mencerminkan ketegangan antara dua pihak tetapi juga hubungan yang kompleks dari konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
AP | BBC
Pilihan editor: Lebanon Makin Membara, Negara-negara Bersiap-siap Evakuasi Warganya