TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, politik Amerika Serikat memasuki babak krusial menjelang Pemilihan Presiden 2024 dengan Debat Capres AS pertama antara Kamala Harris dan Donald Trump yang akan disiarkan langsung di ABC.
Debat Capres AS ini menjadi tonggak penting dalam persaingan sengit menuju kursi kepresidenan negeri adidaya tersebut..
Dalam acara yang diperkirakan akan sangat intens ini, kedua kandidat akan diberi waktu 90 menit untuk mengemukakan argumen mereka tentang isu-isu utama yang menjadi perhatian warga Amerika, seperti kondisi ekonomi, kebijakan aborsi, undang-undang imigrasi, dan hak reproduksi. Kamala Harris dan Donald Trump menunjukkan perbedaan mencolok dalam persiapan mereka untuk debat hari ini, dengan masing-masing mencerminkan dua visi yang berbeda untuk masa depan negara dan pendekatan unik mereka dalam menghadapi momen-momen penting ini.
Menurut Abc7ny.com, Harris menghabiskan akhir pekan di sebuah hotel bersejarah di pusat kota Pittsburgh, fokus pada persiapan debat dengan mengasah jawaban-jawabannya agar tajam dan sesuai dengan batas waktu dua menit yang ditetapkan.
Sementara itu, Trump secara terbuka mengabaikan pentingnya latihan formal untuk debat. Mantan presiden ini memilih untuk mengisi hari-harinya dengan acara-acara kampanye. Menjelang debat, Trump dan Harris terus menyoroti platform kebijakan mereka selama kampanye di negara-negara medan tempur di seluruh negeri, di mana mereka bersaing ketat dengan kurang dari 60 hari sebelum Hari Pemilihan.
Trump baru-baru ini berkampanye di North Carolina dan Wisconsin. Meski persiapannya bersifat informal, Trump telah meninjau posisi kebijakannya dengan para penasihatnya. Jason Miller, penasihat Trump, mengungkapkan bahwa mempersiapkan debat dengan Trump itu seperti "berusaha mempersiapkan diri untuk Floyd Mayweather atau Muhammad Ali."
Miller menjelaskan, "Anda tidak tahu sudut pandang seperti apa yang akan mereka gunakan. Anda tidak tahu gaya kontras seperti apa yang akan mereka sampaikan. Ada campuran humor dan pesona yang luar biasa serta fakta yang sangat menyentuh tentang mengapa kita melakukan ini, karena orang Amerika sedang menderita."
Seperti dikutip dari CBSnews, Miller juga menambahkan bahwa dalam debat ini, Trump akan mengaitkan Kamala Harris dengan "rekam jejaknya di perbatasan, rekam jejaknya dengan ketidakstabilan global, dan rekam jejaknya sebagai penentu harga tinggi," dan jika Trump berhasil dalam hal ini, itu akan dianggap sukses, karena rakyat Amerika akan melihat betapa berbahayanya Harris sebagai seorang liberal radikal.
Trump sendiri menyatakan dalam acara "Selamat Pagi New Hampshire" pekan lalu bahwa dia "telah mempersiapkan diri sepanjang hidupnya untuk debat ini." Ia menambahkan, "Jadi, Anda tahu, saya melakukannya. Saya mengadakan pertemuan untuk membahasnya."
Di sisi lain, Harris melakukan perjalanan ke Pittsburgh pada Kamis pekan lalu untuk mempersiapkan debat, sebelum menuju Philadelphia pada malam Senin. Dia berlatih dengan simulasi debat yang mendalam, termasuk latihan di atas panggung dengan pencahayaan yang menciptakan suasana debat yang sesungguhnya.
Seorang mantan ajudan Hillary Clinton, yang memerankan Trump dalam simulasi debat tahun 2016, juga turut berlatih dengan mengenakan pakaian mirip Trump.
Tim Harris menggunakan waktu di Pittsburgh untuk menyusun ulang strategi debat mereka, khususnya setelah keputusan untuk mematikan mikrofon kandidat selama debat ketika mereka tidak berbicara. Kamala Harris telah merencanakan untuk mengajukan banyak pertanyaan kepada Trump, tetapi kampanyenya harus mencari pendekatan baru karena khawatir bahwa pembatasan mikrofon akan menghambat interaksinya secara efektif dengan Trump.
ABC NY | CBS NEWS | ANTARA
Pilihan editor: Adu Peluang Kamala Harris dan Donald Trump di Debat Capres AS Pertama