TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara Israel menewaskan Mohammad Morsi Wakil Direktur Layanan Kedaruratan Sipil di utara Jalur Gaza. Serangan itu juga menewaskan empat anggota keluarganya dan tenaga kesehatan. Israel belum mau berkomentar perihal serangan ini.
Layanan kedaruratan Sipil dalam pernyataan membenarkan kematian Morsi dan 83 orang anggota keluarganya yang lainnya sejak serangan 7 Oktober 2024. Saksi mata mengatakan tentara Israel telah meledakkan sejumlah rumah di Zeitoun yakni wilayah pinggir Gaza City atau 5 kilometer dari Jabalia. Tim medis prihatin karena tak dapat mengulurkan bantuan pada warga yang dilaporkan terjebak dalam puing-puing rumah mereka, dan beberapa orang terluka.
“Kami mendengar pengeboman di Zeitoun, kami tahu mereka mengebom rumah-rumah di sana, kami tak bisa tidur karena rentetan suara ledakan, suara tank-tank dan drone yang tak berhenti berputar-putar,” kata seorang warga Gaza, yang tinggal 1 kilometer dari lokasi ledakan. Dia menambahkan tentara Israel seperti menyapu wilayah Zeitoun sehingga dikhawatirkan masih ada orang – orang terjebak dalam rumah mereka.
Sebelumnya pada Minggu, 8 September 2024, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan militer Israe ke seluruh penjuru Gaza telah menewaskan setidaknya 15 orang. warga di tengah dan selatan Gaza tak bisa menikmati layanan internet dan komunikasi karena gangguan agresi militer.
Warga Palestina mengatakan pemutusan sambungan internet dan komunikasi di Gaza sudah dialami berbulan-bulan sehingga berdampak pada kerja tim medis dalam mengerahkan ambulan ke area-area yang dijatuhi bom dan menyulitkan warga yang ingin tahu apakah kerabat mereka selamat atau tidak.
Israel dan Hamas masih saling menyalahkan satu sama lain atas kegagalan tim mediasi termasuk Qatar, Mesir dan Amerika Serikat karena gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata. Amerika Serikat sekarang sedang mempersiapkan sebuah proposal baru, namun prospek terjadinya terobosan tampak suram karena posisi kesenjangan Hamas Israel yang sangat jauh.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Alasan Mongolia Ogah Tangkap Putin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini