TEMPO.CO, Jakarta - Pembalasan Iran terhadap pembunuhan Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran akan bersifat “terukur dan penuh perhitungan”, namun negara tersebut tidak berniat meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Ucapan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi kepada Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani dalam panggilan telepon pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Dunia, khususnya kawasan Timur Tengah, telah bersiap menghadapi pembalasan Iran atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024, ketika Haniyeh menghadiri pelantikan presiden terbaru Iran Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas menyalahkan Israel atas kematian itu, yang menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dilakukan dengan menembakkan proyektil yang hulu ledaknya berbobot sekitar 7 kg dari luar wisma tamu tempat Haniyeh menginap. Israel belum mengaku atau menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
“Reaksi Iran terhadap serangan teroris Israel di Teheran sudah pasti, dan akan terukur dan penuh perhitungan. Kami tidak takut akan eskalasi, tetapi tidak mencarinya—tidak seperti Israel,” tulis Araghchi di media sosial X tentang percakapannya dengan Tajani.
Timpalannya di Italia itu menyerukan Iran agar menahan diri dan mengejar “pendekatan yang konstruktif” guna menghentikan siklus aksi militer di Timur Tengah, yang menurutnya hanya berisiko membawa lebih banyak penderitaan. Hal itu ia sampaikan setelah Hizbullah dan Israel saling berbalas serangan di perbatasan Lebanon-Israel. Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Ahad pagi, sementara militer Israel terlebih dahulu menghujani Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang diantisipasi.
Ekspektasi eskalasi antara kedua belah pihak telah meningkat sejak serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel bulan lalu menewaskan 12 anak kecil dan militer Israel membunuh Fuad Shukr di Beirut sebagai pembalasan.
“Penting bagi Iran bersikap moderat terhadap Hizbullah guna mencegah eskalasi di perbatasan Lebanon-Israel, tempat tentara Italia dari kontingen UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) beroperasi,” kata Tajani, seperti dikutip dari keterangan Kementerian Luar Negeri Italia.
Ia juga menyerukan Iran agar bersikap moderat terhadap kelompok Houthi dari Yaman guna menghindari eskalasi ketegangan di Laut Merah, yang sedang terganggu sebab Houthi menyerang kapal-kapal dagang yang melintas, sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Di Laut Merah, Italia terlibat dalam Operasi Aspides, yaitu operasi militer Uni Eropa (UE) sebagai tanggapan atas aktivitas Houthi yang berdampak besar pada pelayaran internasional. Tajani menegaskan kembali Italia mendukung semua upaya mediasi yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, deeskalasi kawasan, pembebasan sandera, dan akses bantuan kemanusiaan.
TASNIM
Pilihan editor: Hamas Sebut Serangan Hizbullah Merupakan Tamparan bagi Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini