TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Minggu, 25 Agustus 2024, diurutan pertama berita tentang CEO Telegram Pavel Durov yang ditangkap polisi Prancis karena diduga telah melakukan sejumlah tindak kriminal seperti perdagangan narkoba, pedofilia, dan penipuan. Pada Mei lalu, seperti dilansir New Strait Times, juru bicara aplikasi pesan instan ini, Remi Vaughn, mengklaim bahwa perusahaan telah melakukan perannya dalam memoderasi konten berbahaya di platformnya, termasuk penjualan obat-obatan terlarang dan pornografi.
Diurutan kedua top 3 dunia, berita tentang Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang menyebut Israel dan Amerika Serikat “tidak akan berani" melakukan kejahatan apa pun di wilayah tersebut seandainya negara-negara Muslim di dunia bersatu. Pezeshkian menyampaikan komentar tersebut dalam sebuah upacara pada Sabtu, 24 Agustus 2024, di tempat suci Imam Khomeini di Teheran selatan, di mana ia menegaskan kembali komitmen kabinetnya terhadap prinsip-prinsip mendiang pendiri Republik Islam pada awal Pekan Administrasi.
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1. CEO Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis, Apa Alasannya?
Pavel Durov, miliarder pendiri dan CEO aplikasi pesan Telegram, ditangkap polisi Prancis di bandara Bourget di luar Paris pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, kata TF1 TV dan BFM TV, mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya. Demikian dilansir Reuters.
Menurut TF1 seperti dikutip Jerusalem Post, OFMIN, bagian dari direktorat nasional polisi yudisial Prancis, telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Durov, yang berkewarganegaraan ganda Prancis-Rusia, karena kurangnya kerja sama dengan penegak hukum dan dugaan keterlibatannya dalam perdagangan narkoba, pedofilia, dan penipuan.
Durov bepergian dengan jet pribadinya, dan dia telah menjadi target surat perintah penangkapan di Prancis sebagai bagian dari penyelidikan awal polisi. TF1 dan BFM mengatakan penyelidikan difokuskan pada kurangnya moderator (tidak ada penyensoran) di Telegram, dan bahwa polisi menganggap situasi ini memungkinkan aktivitas kriminal berlangsung tanpa hambatan di aplikasi perpesanan tersebut.
Baca selengkapnya di sini
2. Presiden Iran: Jika Umat Islam di Dunia Bersatu, Israel Tak Akan Berani Berulah di Gaza
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Israel dan Amerika Serikat “tidak akan berani" melakukan kejahatan apa pun di wilayah tersebut seandainya negara-negara Muslim di dunia bersatu. Dia pun mempertanyakan apakah penjajah, Amerika Serikat, Eropa, atau kekuatan lain akan berani bertindak seperti itu jika umat Islam bersatu.
"Apakah Israel akan berani melakukan sesuatu di wilayah ini jika umat Islam bersatu? Tidak hanya mereka, tetapi juga AS, Eropa, dan kekuatan lainnya, dapatkah mereka melakukan semua hal ini?"
Baca selengkapnya di sini
3. Dua Jenderal Israel dan Seorang Perwira Tewas dalam Pertempuran di Jalur Gaza
Militer Israel pada Sabtu, 24 Agustus 2024, mengumumkan kematian tiga perwira cadangan yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza pada hari sebelumnya.
Para perwira tersebut, dua mayor jenderal dan seorang letnan kolonel, terbunuh di Gaza tengah, kata militer. Dua orang terbunuh dalam sebuah ledakan bom, sementara yang ketiga tewas dalam sebuah baku tembak saat para militan menembaki sekelompok tentara, kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, seperti dikutip AFP.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit dengan militan Palestina di Gaza tengah, terutama di daerah Deir el-Balah.
Kematian terbaru ini menambah jumlah korban tewas dalam kampanye Gaza menjadi 338 orang sejak Israel melancarkan serangan darat ke wilayah Palestina pada 7 Oktober lalu. Pasukan pendudukan Israel terus membantai dan membombardir warga sipil Palestina di seluruh Jalur Gaza untuk hari ke-323 genosida
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini