TEMPO.CO, Jakarta - Al-Mawasi ditetapkan sebagai “daerah aman” yang seharusnya menjanjikan perlindungan bagi warga Palestina dari segala macam serangan. Sayangnya, istilah “zona aman” atau “daerah aman” tidak melindungi 1,7 pengungsi Palestina yang bernaung di sana dengan tenda-tenda dari serangan brutal Israel.
Dilansir oleh Anadolu Agency, hanya dalam waktu lima bulan, telah ada 5 kali pembantaian oleh Israel yang berkali-kali berdalih Hamas berlindung di sana. Tuduhan ini juga berkali-kali dibantah Hamas.
Apa yang dimaksud dengan zona aman dalam perang?
Menurut Norwegian Refugee Council, ketika warga sipil berada di daerah konflik aktif, terkadang ada seruan untuk menetapkan lokasi yang ditentukan di mana mereka dapat dilindungi dari dampak permusuhan. Daerah-daerah ini telah diberi nama yang berbeda di berbagai konteks, termasuk "zona aman", "daerah aman", dan "zona kemanusiaan".
"Zona aman" digunakan secara umum untuk merujuk pada area sementara yang bertujuan untuk menjaga warga sipil tetap aman, terlindungi, dan terhindar dari dampak permusuhan.
Hukum Humaniter Internasional (IHL) memang tidak memasukkan istilah “Zona Aman”, tetapi mencantumkan ketentuan untuk berbagai jenis "zona terlindungi." Ini termasuk rumah sakit dan zona aman, zona netral, dan zona demiliterisasi, masing-masing dengan karakteristik dan kewajiban yang sedikit berbeda yang terkait dengannya.
Siapakah yang menetapkan Al-Mawasi sebagai “Zona Aman”?
Militer Israel telah menetapkan daerah tersebut sebagai "zona kemanusiaan yang aman". Namun, Israel juga yang mengingkarinya. Negara zionis ini terus melancarkan serangan demi serangan ke kawasan ini hingga telah merenggut nyawa setidaknya 217 warga Palestina dan melukai 635 orang lainnya.
Wilayah berpasir ini, yang tidak memiliki kebutuhan hidup dasar, telah menjadi rumah bagi sekitar 1,7 juta warga Palestina yang mengungsi dan mencari perlindungan dari serangan Israel selama berbulan-bulan.
Terpaksa pindah di bawah tembakan gencar, sebagian besar tiba di Al-Mawasi setelah operasi darat militer Israel di Rafah, yang dimulai pada 6 Mei.
Daerah yang membentang sepanjang 12 kilometer dari Deir Al-Balah di utara ke Rafah di selatan, dan hanya selebar 1 km ini penuh sesak dengan tenda-tenda darurat.
Meskipun Israel mengklaim bahwa daerah tersebut "aman", militer terus menargetkan daerah tersebut dengan bom-bom berkekuatan besar, seperti MK-84 yang berbobot 900 kg dan tembakan, yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban sipil berulang kali.
Sejak memulai serangannya ke Gaza pada Oktober lalu, Israel telah mengikuti pola yang menyatakan bahwa daerah-daerah tertentu sebagai "zona aman", mendorong warga Palestina untuk pindah ke sana, namun tetap menyerang mereka di zona tersebut atau bahkan dalam perjalanan menuju daerah yang dijanjikan.
5 Pembantaian oleh Israel di Al-Mawasi
Mawasi, Khan Yunis
Pembantaian 10 September: Tentara Israel mengebom tenda-tenda pengungsi di Al-Mawasi, sebelah barat Khan Yunis, menewaskan 40 orang Palestina dan melukai 60 lainnya.
Banyak yang masih hilang, terkubur di bawah pasir, menurut laporan awal oleh Ismail Al-Thawabta, kepala Kantor Media Pemerintah Gaza.
Tentara Israel mengklaim bahwa angkatan udaranya menargetkan operasi Hamas di pusat komando dan kontrol yang disamarkan di zona kemanusiaan Khan Yunis.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan organisasi-organisasi internasional mengutuk serangan tersebut.
Mereka yang selamat mengatakan bahwa pengeboman tersebut meninggalkan kawah yang dalam, yang secara efektif mengubahnya menjadi kuburan massal bagi mereka yang terjebak di bawahnya.