TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu, 21 Agustus 2024, untuk menekankan pentingnya mengakhiri perang Gaza dengan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Biden menilai negosiasi berikutnya di Kairo akan sangat penting.
Pembicaraan per telepon itu menyusul kunjungan kerja yang sedang dilakukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke timur tengah yang berakhir pada Selasa, 20 Agustus 2024. Lawatan Blinken itu hasilnya nihil atau tidak membawa kesepakatan apapun antara Israel dan Hamas untuk sebuah perdamaian di Gaza.
Selama berbulan-bulan tim negosiator terseok-seok untuk menciptakan sebuah kesepakatan gencatan senjata. Dalam beberapa hari ke depan, akan kembali dilakukan negosiasi gencatan senjata di Ibu Kota Kairo.
“Presiden (Biden) menekankan pentingnya menciptakan gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam negosiasi yang akan datang di Kairo dan mengpuskan segala tantangan yang ada,” demikian keterangan Gedung Putih.
Gedung Putih juga menyatakan Biden dan Netanyahu mendiskusikan sejumlah upaya Amerika Serikat mendukung Tel Aviv melawan ancaman dari Iran, termasuk dari Hamas, Hizbullah dan Houthi, di mana Amerika Serikat saat ini sedang mengirimkan peralatan militernya ke Negeri Bintang Daud.
Iran sebelumnya berjanji akan melakukan pembalasan atas terbunuhnya Ketua Hamas Ismail Haniyeh di Tehran pada 31 Juli, dan menyalahkan Israel atas pembunuhan itu. Tel Aviv tidak membantah atau membenarkan kecurigaan Israel tersebut.
Sedangkan Amerika Serikat telah mengerahkan sebuah kapal selam ke timur tengah dan memerintahkan unit penyerang Abraham Lincoln segera dikerahkan ke timur tengah untuk memperkuat pertahanan Israel.
Blinken dan tim mediator dari Mesir serta Qatar sudah berharap proposal yang disorongkan Amerika Serikat yang ditujukan untuk mempersempit kesenjangan antara Hamas dan Israel dalam 10 bulan perang Gaza, bisa segera dikunci. Wakil Presiden Kamala Harris pada Selasa, 21 Agustus 2024, juga mendukung seruan ini.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: PM India Narendra Modi Memulai Lawatan Bersejarah ke Polandia dan Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini