TEMPO.CO, Jakarta - Presiden atau rektor di Universitas Columbia (Colombia University) Minouche Shafik mengundurkan diri pada Rabu, 14 Agustus 2024. Ia mundur setelah hampir empat bulan menuai kritik dari pihak pro-Israel dan pro-Palestina atas caranya menangani protes kampus terkait serangan Israel di Jalur Gaza. Ia mengumumkan pengunduran dirinya melalui surel kepada staf dan mahasiswa.
“Selama musim panas, saya telah mampu merenung dan telah memutuskan bahwa kepindahan saya di titik ini akan memungkinkan Columbia untuk mengatasi tantangan di masa mendatang,” tulis Shafik, seperti dikutip surat kabar mahasiswa Columbia Spectator.
Pengumuman tersebut muncul hanya beberapa pekan sebelum dimulainya tahun akademik 2024-25. Ia mengatakan, “Saya membuat pengumuman ini sekarang agar kepemimpinan baru dapat terbentuk sebelum tahun akademik baru dimulai.”
Dalam surelnya, ia menulis bahwa beberapa bulan terakhir merupakan periode kekacauan yang membuat “sulit untuk mengatasi pandangan yang berbeda di seluruh komunitas” Columbia. Shafik mengatakan hal itu telah berdampak “cukup besar” bagi keluarganya, begitu juga dengan para anggota komunitas kampus.
Dengan kepindahan tersebut, rektor Columbia University ke-20 itu akan kembali ke Inggris, tempat ia menghabiskan sebagian besar kariernya.
Shafik, ekonom kelahiran Mesir yang memegang kewarganegaraan Inggris dan Amerika Serikat, sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur Bank of England, presiden London School of Economics, dan wakil direktur pelaksana di Dana Moneter Internasional. Ia menjadi presiden Columbia pada Juli 2023.