TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan demonstran berkumpul di luar rumah dinas perdana menteri Inggis di alamat 10 Downing Street pada Senin, 12 Agustus 2024. Unjuk rasa itu menyerukan London agar pemerintah secepatnya menghentikan penjualan senjata ke Israel dan mengambil sejumlah langkah nyata untuk merespon genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Unjuk rasa di Inggris itu buntut dari serangan Israel belum lama ini ke komplek sekolah Al-Tabi’in di Gaza City. Dalam serangan Isreal itu, lebih dari 100 warga Palestina terbunuh yang sedang melakukan salat subuh pada Sabtu, 9 Agustus 2024. Koalisi Solidaritas Palestina yang mengkoordinir unjuk rasa tersebut, yang juga dihadiri oleh simpatisan dari Forum Palestina di Inggris, Palestine Solidarity Campaign, Stop the War Coalition, Asosiasi Muslim Inggris, Friends of Al-Aqsa dan Campaign for Nuclear Disarmament. Demonstran dalam aksinya membawa sejumlah papan protes bertuliskan ‘setop mempersenjatai Israel’, ‘hentikan genosida di Gaza’, dan ‘keadilan untuk Tabi’in’.
Dalam unjuk rasa itu, ikut pula Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot yang menyoroti penderitaan warga Palestina serta mendesak Inggris agar bertahan pada kebenaran. Sedangkan anggota parlemen Inggris dari kubu independen Jeremy Corbyn mengkritisi kompleksitas kekerasan, dan menyerukan dihentikannya penjualan senjata ke Israel. Adapun sejumlah ketua serikat perdagangan di Inggris menekankan pentingnya solidaritas, keadilan dan perlunya pertanggung jawaban internasional.
“Inggris tidak bisa diam saja menghadapi kekejaman ini. Pembantaian di sekolah Al-Tabi’in hanya serangan terbaru dalam perang Gaza yang telah merenggut ribuan laki-laki, perempuan dan anak-anak tak berdosa. Dengan terus mensuplai senjata ke Israel, Inggris sama saja dengan terlibat dalam kejahatan perang ini,” kata Ketua forum Palestina di Inggris Zaher Birawi.
Menurut laporan PBB mendatang mengenai kasus-kasus yang telah diverifikasi, anak-anak di Gaza ‘menyumbang’ hampir 40 persen anak yang tewas dalam konflik global tahun lalu. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dalam laporan tersebut mengatakan pembunuhan lebih dari 2 ribu anak-anak Palestina turut mendorong kekerasan terhadap anak-anak ke “tingkat ekstrem” pada 2023.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan edior: 47 Ribu Orang di Eropa Meninggal karena Suhu Panas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini