TEMPO.CO, Jakarta -Sayap bersenjata Hamas atau Brigade Al Qassam mengatakan seorang sandera pria Israel tewas dibunuh oleh pengawalnya dan dua sandera perempuan terluka parah dalam dua insiden terpisah di Gaza. Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al Qassam, menyalahkan insiden tersebut pada “pembantaian” Israel terhadap warga Palestina.
“Pemerintah musuh bertanggung jawab penuh atas pembantaian ini dan reaksi yang diakibatkannya, yang memengaruhi kehidupan tahanan Zionis,” kata Abu Ubaida dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram pada Senin, 12 Agustus 2024.
Pernyataan tersebut tidak mengidentifikasi para sandera maupun lokasi dan waktu insiden itu terjadi. Abu Ubaida mengatakan sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidikinya dan temuannya akan diumumkan kemudian, sementara upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan dua sandera yang terluka.
Milisi Palestina menyandera 251 orang ketika menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan balasan Israel di Gaza. Sebanyak 111 sandera masih ditahan di Gaza, meskipun militer Israel mengatakan 39 orang telah tewas.
Pernyataan Abu Ubaida meandakan pertama kalinya Brigade Al Qassam mengakui bahwa pengawalnya membunuh sandera Israel. Kelompok itu sering mengaitkan pembunuhan sandera sebelumnya dengan pengeboman Israel.
Juru bicara militer Israel, Israel Daniel Hagari dan Avichay Adraee, menyatakan telah mengetahui soal laporan Hamas tentang insiden ini.
Mereka menulis pernyataan yang sama dalam bahasa Arab di media sosial X, “Pada tahap ini tidak ada dokumen intelijen yang mengonfirmasi atau membantah tuduhan Hamas. Kami terus menyelidiki kredibilitas pernyataan tersebut dan akan memberikan informasi jika kami memilikinya.”
Kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas belum juga tercapai. Hamas menginginkan kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran sepenuhnya dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan peperangan hanya akan berakhir setelah Hamas diberantas.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina dan melukai 92.152 orang lainnya sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, dan berbagai infrastruktur telah hancur menjadi puing-puing.
Angka terbaru dari Biro Statistik Pusat Palestina menunjukkan pasukan Israel telah membunuh 1,8 persen penduduk Gaza sejak 7 Oktober. Sekitar 75 persen korban berusia di bawah 30 tahun.
Pihak Israel mengatakan serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang, sementara AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa.
Pilihan Editor: Amerika Serikat Berharap Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Terus Berlanjut
AL ARABIYA