TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat berharap negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas berlanjut sesuai rencana, kata Departemen Luar Negeri AS pada Senin, 12 Agustus 2024, meski Hamas telah mengeluarkan komentar yang memberi keraguan terhadap kelanjutan perundingan.
“Saya mengetahui komentar-komentar dari Hamas tersebut, dan kami sepenuhnya berharap perundingan akan terus berlanjut, sebagaimana mestinya. Semua negosiator harus kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan kesepakatan ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel, menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers.
Pekan lalu, mediator Amerika Serikat, Mesir dan Qatar mendesak Israel dan Hamas untuk berunding pada 15 Agustus di Kairo atau Doha guna menyelesaikan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.
Hamas kemudian meminta para mediator untuk menyampaikan rencana gencatan senjata berdasarkan pembicaraan sebelumnya, yang telah disetujui mereka pada 2 Juli lalu berdasarkan proposal yang dijabarkan Presiden AS Joe Biden, alih-alih memulai negosiasi baru.
Biden memaparkan proposal gencatan senjata tiga fase dalam pidatonya pada 31 Mei. Washington dan para mediator lainnya sejak itu telah mencoba mengegolkan kesepakatan gencatan senjata, tetapi mengalami kendala berulang kali.
Israel telah mengatakan akan mengirim negosiator untuk perundingan pada 15 Agustus. Hamas awalnya mengatakan sedang mengkaji tawaran tersebut, tetapi kini mengisyaratkan bahwa mereka mungkin tidak akan ikut serta dalam putaran pembicaraan baru.
Hamas mengatakan telah menunjukkan fleksibilitas selama proses negosiasi tetapi tindakan Israel, termasuk pembunuhan petingginya Ismail Haniyeh di Iran akhir bulan lalu, menunjukkan bahwa mereka tidak serius dalam mengejar perjanjian gencatan senjata. Israel sejauh ini belum membantah atau mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
“Para mediator harus memberlakukan ini pada pendudukan (Israel) alih-alih melanjutkan putaran negosiasi lebih lanjut atau proposal baru yang akan memberikan perlindungan bagi agresi pendudukan dan memberinya lebih banyak waktu untuk melanjutkan genosida terhadap rakyat kami,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina dan melukai 92.152 orang lainnya sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, dan berbagai infrastruktur telah hancur menjadi puing-puing.
Angka terbaru dari Biro Statistik Pusat Palestina menunjukkan pasukan Israel telah membunuh 1,8 persen penduduk Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Sekitar 75 persen korban berusia di bawah 30 tahun.
Israel melancarkan kampanye militernya setelah Hamas menyerbu Israel selatan dan menyandera lebih dari 250 orang warga setempat. Pihak Israel mengatakan serangan tersebut menewaskan 1.200 orang, sementara AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa.
Pilihan Editor: AS Sebut Iran akan Serang Israel pada Pekan Ini
REUTERS