TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Inggris telah menangkap 483 orang terkait kerusuhan ekstrem kanan di seluruh negeri sejak akhir Juli lalu. Sebanyak 149 dakwaan telah diajukan, demikian menurut Dewan Kepala Polisi Nasional (NPCC) pada Kamis, 8 Agustus 2024.
NPCC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan pelaku telah dijatuhi hukuman karena kasus-kasus tersebut dipercepat melalui sistem peradilan pidana, dengan banyak tersangka yang ditahan setelah didakwa untuk menghadiri sidang. Pernyataan tersebut mencatat bahwa ribuan petugas polisi dikerahkan di seluruh negeri pada Rabu malam.
"Diperkirakan 104 petugas telah terluka sejauh ini, dengan banyak yang dirawat di rumah sakit karena parahnya cedera," kata NPCC.
Kepala Polisi Gavin Stephens, ketua NPCC, mengatakan polisi terus mengambil tindakan dengan cepat seiring dengan semakin banyaknya orang yang ditangkap dan didakwa terkait kerusuhan tersebut. "Ini adalah masa yang mengkhawatirkan bagi komunitas dan tantangan besar bagi semua yang terlibat. Ada persatuan yang luar biasa di seluruh negeri dan inilah cara kami menangani perpecahan, dengan berdiri bersama. Kepolisian secara keseluruhan akan terus melakukan yang terbaik untuk menjaga keselamatan Anda," katanya.
Stephen Parkinson, Direktur Kejaksaan Umum, mengatakan bahwa pelaku kerusuhan akan dijerat hukuman. "Keadilan terus ditegakkan setelah masa yang sangat sulit bagi negara," katanya.
Inggris telah diguncang oleh kekacauan dengan perusuh ekstrem kanan yang menyebarkan ujaran kebencian rasis dan Islamofobia yang menargetkan Muslim, kelompok minoritas, dan migran.
Kerusuhan dipicu oleh klaim palsu yang menyebar secara daring bahwa seorang tersangka yang ditangkap karena penikaman fatal terhadap tiga anak pada 29 Juli di Southport adalah seorang pencari suaka Muslim. Pihak berwenang kemudian mengidentifikasi pelaku penikaman sebagai Axel Rudakubana, seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, Wales, dari orang tua asal Rwanda, tetapi fakta itu tidak banyak menghalangi massa ekstrem kanan untuk tetap menggerakkan aksi kerusuhan mereka.
ANADOLU
Pilihan editor: Meski Ditekan Negara G7, Pemda Nagasaki Tetap Tidak Undang Israel ke Acara Mengenang Pengebam