TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, telah menyatakan dukungan penuh militer untuk penerima Nobel Muhammad Yunus, yang akan dilantik sebagai perdana menteri sementara negara itu pada Kamis 8 Agustus 2024, lapor surat kabar Daily Star.
Angkatan darat Bangladesh, bersama-sama dengan angkatan laut dan udara, akan bekerja sama untuk mendukung Yunus, kata Waker-Uz-Zaman dalam sebuah konferensi pers Rabu malam. Ia menambahkan sudah berbicara dengan profesor Yunus, menurut laporan itu.
"Saya merasa sangat nyaman berbicara dengannya. Sepertinya dia sangat antusias untuk menjalankan tugas ini. Saya yakin dia akan berhasil membawa kita ke proses demokrasi, dan kita akan mendapatkan manfaat dari itu," kata surat kabar tersebut mengutip pernyataan sang jenderal.
Dia juga mengungkapkan harapannya bahwa Yunus akan mendapat dukungan dari para mahasiswa dan semua partai politik.
Aksi protes dimulai di seluruh Bangladesh setelah pengumuman aksi "tidak bekerja sama" selama beberapa hari dengan otoritas oleh Gerakan Mahasiswa Anti-Diskriminasi pada Minggu.
Bentrokan antara mahasiswa, polisi, dan pendukung pemerintah segera meningkat menjadi kerusuhan yang menewaskan lebih dari 400 orang, sehingga Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara itu.
Sementara itu, Yunus telah dipilih untuk memimpin pemerintahan interim.
Yunus, ekonom dan bankir terkenal, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2006 karena memelopori konsep pembiayaan mikro yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dijadwalkan kembali ke Bangladesh pada Kamis 8 Agustus 2024 setelah melakukan perjalanan ke Prancis untuk menghadiri Olimpiade dan menjalani perawatan medis.
Akademisi veteran itu telah bepergian ke luar negeri tahun ini saat dibebaskan dengan jaminan setelah dijatuhi hukuman enam bulan penjara atas tuduhan yang divonis bermotif politik. Ia dibebaskan oleh pengadilan Dhaka pada Rabu.
Yunus dijerat lebih dari 100 kasus pidana dan kampanye kotor oleh lembaga Islam yang dipimpin negara yang menuduhnya mempromosikan homoseksualitas, dengan pengadilan dituduh menyetujui keputusan pemerintah Hasina yang digulingkan.
Pilihan Editor: Pemenang Nobel Muhammad Yunus Kembali ke Bangladesh, Siap Pimpin Pemerintahan Sementara
ANTARA