TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Kamis, 1 Agustus 2024. Pembicaraan dilakukan usai terbunuhnya pemimpin tinggi Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan perang Hizbullah Fuad Shukr.
Menurut Gedung Putih, dalam pembicaraan tersebut Biden mengatakan kepada Netanyahu pada AS berkomitmen mempertahankan keamanan Israel dari semua ancaman dari Iran. Biden didampingi Wakil Presiden dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam panggilan tersebut.
Biden juga menekankan upaya untuk meredakan ketegangan yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Pemerintah Netanyahu belum mengomentari pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, tetapi kelompok militan Palestina itu menyalahkan Israel.
"Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok teroris proksinya Hamas, Hizbullah, dan Houthi," kata Gedung Putih dalam pembacaan panggilan telepon presiden dengan Netanyahu.
"Presiden membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak, termasuk penempatan militer defensif baru AS," katanya.
Hamas, Hizbullah, dan pemberontak Houthi Yaman mendapat dukungan dari Iran.
Perang Israel Hams meletus sejak serangan pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas ke Israel itu mengakibatkan kematian 1.197 orang, sebagian besar warga sipil. Hamas juga menyandera 251 orang, 111 di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer telah tewas.
Akibatnya Israel membalas dengan menyerang Gaza. Sedikitnya 39.480 orang di Gaza tewas, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas.
Israel mengatakan pembunuhan Fuad Shukr merupakan respons terhadap tembakan roket mematikan dari kelompok Lebanon minggu lalu di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi. Hizbullah dan Israel saling menembak di Lebanon selatan sejak perang Gaza dimulai.
NDTV
Pilihan editor: Petinggi Hamas dan Hibullah Dibunuh, Netanyahu Umumkan Israel Siaga Tinggi