Nassar mengatakan bahwa sebelum Ismail Haniyeh dibunuh, pendiri Hamas Shiekh Ahmed Yassin juga tewas oleh helikopter tempur Israel pada 2004. “Tetapi itu tidak akan memengaruhi keteguhan kami,” katanya.
Selain Jalur Gaza yang diperintah Hamas, Tepi Barat yang dipimpin orang-orang Fatah juga telah dilanda kekacauan sejak serangan 7 Oktober. Pemukim Israel sering kali menyerang warga Palestina setempat, dan pihak berwenang Israel kerap melakukan penangkapan terhadap para warga.
Meskipun Tepi Barat berada di bawah kepemimpinan PA, yang dijalankan oleh Fatah, jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk Hamas tetap kuat di sana.
“Pembunuhannya tidak akan memengaruhi partai (Hamas) karena partai itu bukan partai baru,” kata Suheil Nasrelddin, seorang penduduk Hebron, seperti dikutip Reuters. “Mereka memiliki banyak pemimpin, bahkan anak paling muda pun menjadi pemimpin.”
Mustafa Barghouti, seorang politikus Palestina yang mengepalai Union of Palestinian Medical Relief Committees, mengatakan pembunuhan Haniyeh “tidak akan mematahkan perlawanan Palestina atau tekad rakyat Palestina untuk mencapai kebebasan kami”.
“Tentu saja itu akan memperburuk situasi,” katanya. “Dan inilah yang diinginkan Netanyahu, dia tahu bahwa akhir dari perang ini adalah akhir dari karier politiknya.”
Israel sejauh ini belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, yang saat kematiannya berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
REUTERS | WAFA
Pilihan editor: 10 Kota Terbesar di Amerika Serikat dengan Populasi Penduduk Terbanyak