TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa negara mengeluarkan peringatan perjalanan pada Minggu, 28 Juli 2024 yang isinya meminta warga negara mereka menghindari atau segera meninggalkan Lebanon, akibat ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah.
Israel tengah mempertimbangkan aksi militer balasan setelah serangan roket menghantam Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut dari Suriah oleh Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan dianeksasi dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar negara. Serangan tersebut, yang jatuh tepatnya di desa Druze Majdal Shams, menewaskan 12 orang termasuk anak-anak pada Sabtu, 27 Juli 2024, kata otoritas Israel. Layanan ambulans Israel mengatakan 13 orang lainnya terluka.
Israel dan Amerika Serikat menuding Hizbullah bertanggung jawab atas serangan itu, namun kelompok yang didukung Iran itu membantahnya. Hizbullah mengatakan, “Perlawanan Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas membantah semua tuduhan palsu dalam hal ini.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam panggilan telepon dengan pemimpin komunitas Druze di Israel, mengindikasikan Israel akan membalas Hizbullah. “Hizbullah akan membayar harga yang mahal, harga yang sejauh ini belum dibayarnya,” kata dia, seperti dikutip dari sebuah pernyataan dari kantornya.
Kabinet keamanan Israel pun telah memberi wewenang kepada pemerintahan Netanyahu untuk memutuskan “cara dan waktu” menanggapi serangan roket tersebut, berdasarkan sebuah keputusan kemarin.
Merespons hal tersebut, sejumlah negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.
Amerika Serikat
Kedutaan Besar AS di Lebanon mendesak warga negaranya untuk “mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon”, berdasarkan peringatan perjalanan terbaru yang mempertimbangkan “meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut”. Kedutaan itu mengatakan beberapa maskapai penerbangan telah menyesuaikan jadwal penerbangan mereka di Lebanon.
Warga negara AS didorong untuk mendaftar di Program Pendaftaran Pelancong Cerdas (STEP) untuk menerima informasi terkini dan memfasilitasi pelacakan lokasi dalam keadaan darurat.
Prancis
Prancis, dalam sebuah pernyataan resmi pada 28 Juli 2024, mengutuk serangan di Dataran Tinggi Golan serta mengimbau warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah yang terdampak. Negara itu menyerukan upaya semaksimal mungkin “untuk menghindari eskalasi militer baru” dan menyatakan akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk mencapai tujuan itu.
“Prancis mengingatkan bahwa warga negara Prancis tetap disarankan dengan kuat untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Israel, atau Wilayah Palestina,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Inggris
Kantor Luar Negeri Inggris memperbarui peringatan perjalanannya setelah serangan di Dataran Tinggi Golan, menambahkan wilayah tersebut ke daftar tempat-tempat yang tidak dianjurkan untuk dikunjungi.
Dalam peringatan terbaru, Inggris mengakui adanya baku tembak di perbatasan utara Israel dengan Lebanon dan potensi peningkatan serangan roket dan insiden kekerasan lainnya, termasuk serangan terhadap Majdal Shams.
Norwegia
Kedutaan Besar Norwegia di Beirut, Lebanon juga mengeluarkan peringatan perjalanan. Dalam pernyataan yang dikutip oleh Anadolu, kedutaan itu mencatat bahwa “konflik antara Hizbullah di Lebanon dan Israel telah meningkat.”
Jerman
Jerman memperbarui nasihat perjalanannya, mendesak warganya untuk segera meninggalkan Lebanon. Jerman mengutip situasi keamanan yang tidak stabil dan meningkatnya konflik militer antara Lebanon dan Israel, dengan mencatat bahwa situasi tersebut dapat memburuk dan membuat perjalanan keluar dari Lebanon menjadi sulit.
Belanda
Belanda menyarankan warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon. Imbauan perjalanan di situs web pemerintah Belanda tetap berlaku, yang menunjukkan bahwa situasi tersebut ditandai oleh risiko tinggi dan kedutaan Belanda mungkin tidak dapat memberikan bantuan dalam keadaan darurat.
Irlandia
Irlandia juga memperbarui imbauan perjalanannya, mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon atau membatalkan rencana perjalanan apa pun.
Kementerian Luar Negeri Irlandia memperingatkan bahwa ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon dapat meningkat dengan cepat, yang memengaruhi kemampuan untuk meninggalkan Lebanon.
Norwegia
Pihak berwenang Norwegia menyarankan warganya untuk meninggalkan negara itu, dengan mengatakan “jika situasinya memburuk, pilihan perjalanan keluar dari Lebanon mungkin menjadi terbatas” dan kedutaan akan memiliki “sarana yang sangat terbatas untuk membantu warga”.
Swedia
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengunggah peringatan di media sosial X, mengatakan “warga negara Swedia harus meninggalkan Lebanon” atau “menahan diri untuk tidak pergi ke negara tersebut”.
Ia mengutip imbauan resmi dari Kementerian Luar Negeri Swedia, yang mengatakan bahwa situasi di Lebanon saat ini “tegang dan tidak dapat diprediksi”. Kementerian tersebut menyatakan bahwa “peluang untuk membantu mereka yang mungkin memerlukan dukungan konsuler sangat terbatas”.
Denmark
Layanan Warga Negara Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan di X bahwa mereka “menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon” dan “mendesak semua warga Denmark untuk meninggalkan negara itu selagi masih memungkinkan”.
Australia
Australia menegaskan kembali imbauan perjalanannya, menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon dan meninggalkan negara itu selagi penerbangan komersial masih tersedia. Pemerintah Australia menyoroti ketidakstabilan situasi keamanan dan memperingatkan bahwa bandara Beirut mungkin akan ditutup, yang berpotensi membatasi pilihan untuk meninggalkan negara itu.
ANADOLU | REUTERS
Pilihan editor: Polisi Selidiki Pengakuan Atlet Israel yang Diancam Dibunuh di Olimpiade Paris 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini