Rudal Anti-Pesawat
Hizbullah mengatakan pada 29 Oktober bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Israel di atas Lebanon selatan dengan rudal permukaan-ke-udara, yang merupakan pertama kalinya mereka mengumumkan penggunaan jenis senjata yang telah lama diyakini ada di gudang senjatanya. Hizbullah telah menggunakan rudal semacam itu dalam beberapa kesempatan selama permusuhan, menjatuhkan pesawat tak berawak Hermes 450 dan Hermes 900 milik Israel.
Drone
Hizbullah telah meluncurkan drone satu arah yang penuh bahan peledak ke Israel berkali-kali. Hizbullah telah menggunakan drone dalam beberapa serangannya yang lebih rumit, meluncurkan beberapa serangan yang bertujuan untuk menyibukkan pertahanan udara Israel sementara drone yang sarat bahan peledak diterbangkan ke sasaran.
Baru-baru ini, kelompok ini telah mengumumkan serangan menggunakan drone yang menjatuhkan bom dan kembali ke Lebanon, alih-alih hanya terbang ke target mereka. Hizbullah belum mengatakan apa muatan drone tersebut.
Drone Hizbullah termasuk apa yang disebut sebagai model Ayoub dan Mersad yang dirakit secara lokal. Para ahli mengatakan bahwa drone tersebut murah dan relatif mudah diproduksi.
Israel menuduh Iran tahun lalu membangun landasan udara di Lebanon selatan yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan. Sebuah sumber non-Israel yang mengetahui lokasi tersebut mengatakan bahwa tempat itu dapat menampung pesawat tak berawak yang besar dan berpotensi dipersenjatai.
Roket dan Rudal Serangan Darat
Roket tak berpemandu merupakan bagian terbesar dari persenjataan rudal Hizbullah dalam perang terakhir dengan Israel pada 2006, ketika kelompok ini menembakkan sekitar 4.000 rudal ke Israel. Sebagian besar merupakan rudal gaya Katyusha buatan Rusia yang memiliki jarak tempuh hingga 30 kilometer.
Nasrallah mengatakan bahwa perubahan terbesar dalam persenjataan Hizbullah sejak 2006 adalah perluasan sistem pemandu presisi.
Hizbullah memiliki roket model Iran, seperti Raad (bahasa Arab untuk Guntur), Fajr (Fajar) dan Zilzal (Gempa Bumi), yang memiliki muatan yang lebih kuat dan jarak tempuh yang lebih jauh daripada Katyushas.
Roket-roket yang ditembakkan Hizbullah ke Israel selama konflik Gaza sejak Oktober lalu termasuk rudal Katyushas dan Burkan (gunung berapi) dengan muatan ledakan 300-500 kg.
Mengisyaratkan kerusakan yang dapat ditimbulkannya, Nasrallah pada tahun 2016 membuat ancaman terselubung bahwa Hizbullah dapat menghantam tangki penyimpanan amonia di kota pelabuhan Israel utara, Haifa, dengan mengatakan bahwa hasilnya akan "seperti bom nuklir".
Rudal Anti-Kapal
Hizbullah pertama kali membuktikan bahwa mereka memiliki rudal anti-kapal pada 2006, ketika rudal tersebut menghantam sebuah kapal perang Israel yang berjarak 16 km di lepas pantai, menewaskan empat personel Israel dan merusak kapal tersebut.
Sejak perang 2006, Hizbullah telah mengakuisisi rudal anti-kapal Yakhont buatan Rusia yang memiliki jarak tempuh 300 km, kata sumber-sumber yang mengetahui persenjataannya. Hizbullah tidak pernah mengonfirmasi kepemilikan senjata tersebut.
Hizbullah juga telah menyiarkan video yang katanya menunjukkan jenis rudal anti-kapal yang sama dengan yang digunakan pada tahun 2006.
REUTERS
Pilihan Editor: Iron Dome Ditembus, 10 Ribu Hektare Kawasan Cagar Alam Israel Terbakar oleh Roket Hizbullah