TEMPO.CO, Jakarta - Demonstran pro-Palestina membakar tembok kantor Kedutaan Besar Israel di Mexico City setelah terjadi bentrok antara demonstran dengan polisi anti-huru-hara yang ingin menghalau mereka agar menjauh dari kedutaan. Sekitar 200 demonstran dari berbagai daerah di Meksiko pada Selasa, 29 Mei 2024, berunjuk rasa menyuarakan agar dilakukan tindakan mendesak ke Rafah. Serangan udara Israel telah menewaskan setidaknya 45 warga Palestina di Gaza pada Minggu, 27 Mei 2024.
Sejumlah demonstran yang menutupi wajah mereka dengan kerudung, melemparkan batu dan bom molotov ke aparat kepolisian anti-huru-hara dan menyerbu barikade yang didirikan untuk memblokir akses mereka ke kantor misi diplomatik Israel itu. Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan polisi berupaya memadamkan tembok yang terbakar dan bentrokan antara aparat dengan demonstran.
In protest against Israel's genocide in Gaza, Mexican protesters escalate outside the Israeli embassy in Mexico City, starting a fire, trying to break through the fence, and throwing Molotov cocktails. pic.twitter.com/YvaKRjkm8a
— The Cradle (@TheCradleMedia) May 29, 2024
Meksiko sudah mengajukan deklarasi intervensi Ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mendukung pengaduan yang diajukan Afrika Selatan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Pada Jumat, 24 Mei 2024, pengadilan PBB memerintahkan Israel agar segera menghentikan serangan militernya dan tindakan lainnya di wilayah Rafah.
Israel menolak tuduhan telah melakukan genosida, namun memastikan operasi militernya di Gaza mematuhi putusan ICJ. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berpendapat jatuhnya korban tewas di kamp pengungsian di Rafah karena pecahnya peluru yang mengenai tangki bahan bakar selama serangan ke kelompok Hamas pada Minggu, 27 Mei 2024.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan jatuhnya korban warga sipil sebagai sebuah kesalahan tragis. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan IDF berniat menekan serangan di Rafah untuk menumpas Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.
Israel secara terang-terangan menyatakan perang Gaza tak akan berakhir dalam waktu dekat. Perang kemungkinan akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Pernyataannya muncul ketika Israel semakin terisolasi di panggung dunia hampir delapan bulan setelah serangan tersebut. Amerika Serikat dan sekutu dekat lainnya menyatakan kemarahan atas jumlah korban sipil yang tewas
Sumber: RT.com
Pilihan editor: 16 Mahasiswa Universitas Oxford Ditangkap saat Aksi Damai Pro-Palestina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini