TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Thailand menjatuhkan hukuman penjara kepada seorang aktivis musisi yang membakar potret Raja Thailand pada Senin, 27 Mei 2024. Selain itu seorang anggota parlemen oposisi juga ditangkap karena menghina monarki, menurut pengacara mereka. Aktivis reformasi monarki lainnya melakukan mogok makan setelah dituduh mengganggu iring-iringan mobil kerajaan dan melakukan penghasutan.
Musisi dan anggota parlemen tersebut telah melanggar undang-undang lese-majeste Thailand, salah satu undang-undang yang paling ketat di dunia. Undang-undang ini melindungi monarki yang kuat dari kritik. Pelakunya bisa dihukum hingga 15 tahun penjara untuk setiap pelanggaran.
Chonthicha Jangrew , 31, seorang anggota parlemen dari Partai Move Forward, menerima masa jabatan dua tahun karena pidatonya yang dibuat pada 2021 di sebuah protes anti-pemerintah. Dia membantah tuduhan tersebut. Dia diwajibkan membayar jaminan sambil menunggu banding, kata pengacaranya Marisa Pidsaya.
Pengadilan lain menjatuhkan hukuman kepada musisi Chaiamorn Kaewwiboonpan, 35, hingga empat tahun penjara karena membakar potret Raja Maha Vajiralongkorn.
Chaiamorn, yang dinyatakan bersalah melakukan pembakaran, lese-majeste dan kejahatan komputer, juga membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan membakar potret raja untuk melampiaskan rasa frustrasinya atas penahanan sesama aktivis atas tuduhan penghinaan terhadap kerajaan.
Kelompok bantuan hukum Pengacara Hak Asasi Manusia Thailand mengatakan Chaiamorn juga diberikan jaminan dan bermaksud mengajukan banding. Pengadilan belum mengeluarkan pernyataan mengenai hukuman tersebut. Istana biasanya tidak mengomentari undang-undang tersebut.