TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, 12 September 2023, mengindikasikan bahwa dia bersiap menghadapi perang berkepanjangan di Ukraina. Dia mengatakan bahwa Kyiv dapat menggunakan gencatan senjata apa pun untuk mempersenjatai kembali pasukannya. Ia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memandang Rusia sebagai musuh, siapa pun yang bakal jadi presiden AS di 2024.
Putin berbicara selama beberapa jam di sebuah forum ekonomi di kota pelabuhan Vladivostok, Rusia di Pasifik. Ia mengatakan serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal. Dia menyebut bahwa tentara Ukraina menderita kerugian besar sebanyak 71.000 orang dalam serangan tersebut.
Baca juga:
Saat menjawab pertanyaan televisi Rusia, Putin mengatakan bahwa Ukraina hanya mau berdamai jika mereka telah kehabisan tenaga, peralatan dan amunsi.
"Namun Kyiv akan menggunakan permusuhan apa pun untuk mengisi kembali sumber daya dan memulihkan kemampuan tempur angkatan bersenjata mereka," kata Putin.
Putin mengatakan banyak calon mediator yang bertanya apakah Rusia siap menghentikan pertempuran. Namun menurut Putin, dia tak bisa menghentikan perang ketika menghadapi serangan balasan Ukraina.
Agar ada peluang perundingan, kata Putin, Ukraina pertama-tama harus membatalkan larangan hukum yang diberlakukan sendiri terhadap perundingan perdamaian dan menjelaskan apa yang diinginkannya. “Kalau begitu kita lihat saja nanti,” kata Putin.
Rusia menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014, dan wilayah timur dan selatan Ukraina yang direbutnya setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Perang ini telah menimbulkan kehancuran di kota-kota dan pedesaan, dan menewaskan atau melukai ratusan ribu pejuang dan warga sipil.
Selama beberapa bulan, Ukraina telah berjuang untuk mendapatkan kembali sebagian wilayah yang hilang dan telah merebut kembali beberapa desa, namun Ukraina belum berhasil membuat terobosan signifikan terhadap garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat dan dipenuhi ranjau darat.
Ukraina mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayahnya. Negara-negara Barat mengatakan ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia, sebuah tujuan yang menurut para pejabat Kremlin hanyalah sebuah angan-angan yang tidak realistis.
Putin mengatakan penuntutan terhadap mantan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat bermotif politik dan menunjukkan “kebusukan” sistem politik AS.
Namun pemimpin Kremlin tersebut mengatakan bahwa siapa pun yang memenangkan pemilu AS tahun depan, ia memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan Washington terhadap Rusia.
“Tidak akan ada perubahan mendasar dalam arah kebijakan luar negeri Rusia, tidak peduli siapa presiden terpilih,” kata Putin. “Pihak berwenang AS memandang Rusia sebagai musuh yang nyata.”
Putin juga membela sikapnya terhadap Asia, yang menurutnya dipercepat oleh perang dan upaya Barat untuk membatasi perekonomian Rusia yang bernilai US$ 2,1 triliun.
Berbicara menjelang pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Putin mengatakan Barat berusaha menghalangi Cina untuk menjalin hubungan dekat dengan Rusia. Namun upaya tersebut gagal karena hubungan dengan Beijing berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia juga menyebut bahwa keputusan Barat memasok bom curah dan amunisi uranium ke Ukraina adalah sebuah kejahatan. Pasokan semacam itu hanya akan memperpanjang perang, namun tidak akan mengubah hasil akhir perang.
Dia juga mengkritik keputusan Barat untuk memasok jet F-16 ke Ukraina dan kemungkinan pasokan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dari AS.
REUTERS
Pilihan Editor: Nipah Ancam Kerala India, Virus Mematikan Ini Muncul di Malaysia pada 1999