TEMPO.CO, Jakarta - Upaya protes yang terus meningkat terhadap perang Israel di Gaza kini telah melahirkan sebuah gerakan di dunia maya yang telah meletus dalam beberapa hari terakhir, yang menargetkan para selebritas yang dianggap tidak peka, atau bahkan mendukung, kematian dan kehancuran di daerah kantong Palestina tersebut.
Kampanye yang dimulai setelah Met Gala pada 6 Mei lalu ini telah mendapatkan nama-nama: Blockout 2024, daftar blokir selebritas, dan digitine. Idenya adalah untuk memblokir selebriti terkenal di jaringan media sosial seperti Instagram, X dan TikTok.
Apa itu Blockout 2024?
Blockout 2024 adalah sebuah gerakan online di mana para pengguna media sosial melancarkan boikot digital terhadap para selebritas terkenal, dari mulai aktor Hollywood hingga influencer media sosial karena kebungkaman mereka terhadap perang Gaza, atau dalam beberapa kasus, klaim dukungan terhadap perang tersebut.
Berbagai pengguna TikTok, Instagram dan X telah mulai mengedarkan daftar selebritas dan bisnis mereka yang akan diblokir. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengurangi penghasilan yang diperoleh para selebriti melalui iklan di platform media sosial.
Mengapa Met Gala tahun ini begitu kontroversial?
Gerakan Blockout dipicu oleh Met Gala tahun ini, yang berlangsung di New York pada 6 Mei. Para pengguna media sosial merasa kesal ketika foto-foto para selebritas yang berpakaian mewah muncul di dunia maya pada acara penggalangan dana tahunan tersebut.
Mereka menunjukkan bahwa beberapa selebritas ini tidak pernah membuat pernyataan online atau berbicara tentang perang yang terus berlanjut di Gaza, di mana pengeboman tanpa henti oleh Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Momen “biarkan mereka makan kue”
Pada 7 Mei, sebuah video muncul yang menampilkan influencer TikTok, Haley Kalil, yang menyanyikan lirik "biarkan mereka makan kue", di luar acara Met Gala. Kalil memiliki 9,9 juta pengikut di akun TikTok-nya @haleyybaylee.
Kata-kata yang terkenal itu, yang sering dikaitkan dengan Marie Antoinette, ratu Prancis selama Revolusi Prancis, dalam imajinasi populer menjadi identik dengan kaum elite yang begitu terputus dengan kehidupan warga negara yang bahkan tidak dapat menemukan roti, sehingga mereka menyarankan kue sebagai alternatif.
Video Kalil memicu kemarahan karena latar belakang krisis kelaparan di Gaza. Ketidakcukupan makanan telah meningkat selama tujuh bulan perang.
Hanya dua hari sebelum Met Gala, pada tanggal 4 Mei, Cindy McCain, kepala Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan dalam sebuah wawancara berita bahwa Gaza utara mengalami "kelaparan besar-besaran".
Para pengguna di dunia maya kini mulai menyebut pemblokiran sebagai "digitine" atau guillotine digital, mengacu pada referensi Revolusi Prancis.
Kalil mengeluarkan sebuah video permintaan maaf pada 10 Mei di akun TikTok-nya. Ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki undangan resmi untuk menghadiri Met Gala dan terlibat dalam acara tersebut hanya sebagai pembawa acara untuk E! News. Dia membenarkan penggunaan audio tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah audio yang sedang tren di TikTok.
"Saya tidak memiliki informasi yang cukup untuk membicarakannya dengan cara yang bermakna atau mendidik," katanya dalam video permintaan maaf tersebut dalam menanggapi pertanyaan tentang mengapa ia tidak berbicara tentang apa yang terjadi di Gaza. Dia tidak menyebut "Palestina", "Gaza" atau "Israel" dalam video tersebut.