TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perombakan besar-besaran kabinetnya, Presiden Vladimir Putin akan memberhentikan Sergei Shoigu, menteri pertahanan Rusia yang telah menjabat selama 12 tahun, dari jabatannya dan menunjuknya sebagai sekretaris Dewan Keamanan, posisi yang sebelumnya dijabat oleh Nikolai Patrushev sejak 2008.
Langkah ini telah memicu spekulasi di kalangan pengamat Kremlin, yang penasaran dengan apa yang bisa menyebabkan langkah mengejutkan tersebut, dan apa artinya bagi Shoigu, Patrushev, dan Andrei Belousov, wakil perdana menteri dan ekonom yang akan menjadi menteri pertahanan Rusia yang baru.
Shoigu dikenal sebagai loyalis Putin, pasangan ini telah difoto dalam banyak ekspedisi memancing di kedalaman Siberia bersama, dan telah memimpin angkatan bersenjata Rusia selama invasi mereka ke Ukraina.
Penunjukan Belousov diperkirakan akan dikonfirmasi oleh Dewan Federasi minggu ini.
Sinyal apa yang diberikan Putin dengan perombakan kabinet ini?
"Hari ini, pemenang di medan perang adalah orang yang lebih terbuka terhadap inovasi, lebih terbuka terhadap implementasi secepat mungkin," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada media. "Wajar jika pada tahap saat ini, presiden memutuskan bahwa Kementerian Pertahanan harus dipimpin oleh seorang warga sipil."
Para pengamat mengatakan perombakan ini merupakan sinyal bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk mengakhiri perangnya di Ukraina, yang kini sudah memasuki tahun ketiga.
"Ini mengindikasikan bahwa Kremlin tidak sedang mencari jalan keluar dari Ukraina, tetapi hanya ingin memperpanjang kemampuan mereka untuk bertahan dalam konflik ini selama mungkin," kata Jeff Hawn, kandidat doktor dan pengajar tamu di departemen sejarah internasional London School of Economics. "Rusia sangat terbatas [pada] seberapa banyak mereka dapat meningkatkan skala, karena kekurangan ekonomi. Namun, mereka dapat mempertahankan tingkat perang atrisi tertentu. Dan kemungkinan besar mereka berharap dapat melakukannya lebih lama daripada Ukraina."
Shoigu akan segera menjabat sebagai wakil presiden Komisi Industri-Militer. Dia juga akan mengepalai Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknis-Militer (FSVTS), yang bertanggung jawab atas urusan perangkat keras militer dengan negara lain.
"Dengan seorang ekonom mengambil alih Kementerian Pertahanan, dan menteri lama mengambil peran sebagai penasihat, para teknokrat akan semakin berkuasa. Tujuannya bukanlah perdamaian, melainkan perang yang lebih efisien," tulis Mark Galeotti, penulis beberapa buku tentang Putin dan Rusia di The Spectator. "Ketika Putin menggali untuk jangka panjang, dengan 'operasi militer khusus' yang kini menjadi prinsip pengorganisasian utama rezimnya, ia tahu bahwa ia membutuhkan para teknokrat untuk menjaga agar mesin perangnya tetap berjalan."