TEMPO.CO, Jakarta - Dua penyelidikan terpisah menyimpulkan bahwa peledakan bendungan Kakhovka di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina, dilakukan oleh Rusia.
Penyelidikan terakhir oleh New York Times dan dipublikasikan Jumat, 16 Juni 2023, mengklaim bahwa penyelidikannya menemukan bukti yang menunjukkan bahan peledak di lorong di bawah dasar beton bendungan meledak, menghancurkan struktur tersebut pada 6 Juni 2023.
"Bukti jelas menunjukkan bendungan itu lumpuh akibat ledakan yang dipicu oleh pihak yang mengendalikannya: Rusia," kata Times mengutip insinyur dan ahli bahan peledak.
Secara terpisah, tim ahli hukum internasional yang membantu jaksa Ukraina dalam penyelidikan mereka mengatakan dalam temuan awal pada hari Jumat bahwa "sangat mungkin" keruntuhan di wilayah Kherson Ukraina disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam oleh Rusia.
Kremlin menuduh Kyiv menyabotase bendungan pembangkit listrik tenaga air, yang menampung waduk seukuran Great Salt Lake AS, untuk memutus sumber utama air Krimea dan mengalihkan perhatian dari serangan balasan yang "gagap" terhadap pasukan Rusia.
Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan era Soviet, di bawah kendali Rusia sejak hari-hari awal invasinya pada Februari 2022, melepaskan air banjir melintasi sebagian besar medan pertempuran, menghancurkan lahan pertanian, dan memutus pasokan air untuk warga sipil.
The Times mengutip para insinyur yang mengatakan hanya pemeriksaan menyeluruh terhadap bendungan setelah air mengalir darinya yang dapat menentukan urutan kejadian yang mengarah pada kehancuran.
"Erosi dari air yang mengalir melalui gerbang bisa menyebabkan kerusakan jika bendungan itu dirancang dengan buruk, atau betonnya di bawah standar, tetapi para insinyur menyebut itu tidak mungkin," kata surat kabar itu.
Akibat jebolnya bendungan itu, ribuan warga Ukraina harus mengungsi.
REUTERS
PILIHAN EDITOR Pria Kulit Hitam Mati Ditembak Polisi, Keluarga Tuntut Rp673 M