TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat berusaha untuk mencegah Honduras menindaklanjuti rencananya untuk mengalihkan kesetiaan diplomatik dari Taiwan ke China, kata sumber yang dekat dengan masalah tersebut, berharap kurangnya kesepakatan formal dapat membuka kesempatan untuk berubah pikiran. Demikian dilansir Reuters, Sabtu, 18 Maret 2023.
Tekanan diplomatik AS ini terjadi setelah Presiden Honduras Xiomara Castro, Selasa, mengatakan negaranya akan membentuk hubungan formal dengan China, menyusul janji yang ia buat saat kampanye pemilihan presiden pada 2021. Kemudian, pada tahun 2022, pemerintahnya tampaknya menarik kembali kebijakan tersebut.
"Apakah ini taktik negosiasi? Kami tidak tahu, tetapi kami akan terus menyatakan argumen kami.”
Sejak 2016, ketika Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden Taiwan, Panama, El Salvador, dan yang terbaru, Nikaragua, telah berpindah pihak. Semua mengumumkan peralihan itu sebagai fait accompli.
Pada perubahan lain yang tidak biasa, duta besar Honduras untuk Taiwan, Harold Burgos, bertemu dengan pejabat kementerian luar negeri Taiwan, Rabu, setelah pengumuman Castro, sesuatu yang ditolak oleh duta besar Nikaragua selama peralihan negaranya pada 2021, kata dua sumber diplomatik di Taipei.
Reuters tidak dapat memastikan hasil pertemuan itu, meskipun kementerian luar negeri Taiwan mengatakan secara terang-terangan bahwa Burgos harus “berhati-hati mempertimbangkan masalah itu agar tidak jatuh ke dalam perangkap China dan membuat keputusan yang salah.”
China tidak membiarkan negara-negara lain menjalin hubungan diplomatik dengan negerinya dan juga Taiwan, yang memandang pulau tersebut sebagai teritorinya. Beijing menganggap Tsai sebagai separatis. Sementara itu, Tsai mengatakan rakyat Taiwan harus menentukan masa depan mereka sendiri.
Baik pejabat AS dan Taiwan mengatakan bahwa meskipun pengumuman itu tidak mengejutkan mengingat sikap kampanye Castro, cuitan dan pilihan waktu membuat mereka lengah.
Mantan dan pejabat AS saat ini segera berargumen bahwa banyak negara yang telah melakukan perubahan belum menuai keuntungan ekonomi yang mereka harapkan.
"Negara-negara harus tahu bahwa ini bukan uang gratis," kata John Feeley, mantan duta besar AS untuk Panama, mengulangi poin yang terus dibuat oleh pemerintah AS bahwa "China terlalu berjanji dan tidak memenuhi. "
China membantah ini dan kementerian asing negaranya, Kamis, mengatakan bahwa bekas sekutu Taiwan seperti Panama, Republik Dominika dan El Salvador telah melihat “perkembangan yang cepat” dalam hubungan bilateral, membawa mereka “manfaat yang lebih nyata.”
Jika peralihan Honduras ke Beijing diformalisasi, Taiwan hanya akan memiliki 13 teman diplomatik, termasuk Belize dan Guatemala.
REUTERS
Pilihan Editor: Takut Ditangkap, Imran Khan Akhirnya Hadir di Pengadilan