TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menolak tawaran Amerika Serikat untuk membeli pesawat jet tempur F-16 multirole. Duterte beralasan Filipina tidak membutuhkan jet tempur itu karena tidak berperang dengan negara lain.
Baca:
3 Menteri Amerika Bersurat ke Duterte, Tawarkan Senjata Canggih
Takut Dibunuh CIA, Rodrigo Duterte Ingin Buang Smartphone
“Kita tidak butuh jet tempur F-16. Itu akan percuma saja membelinya. Tapi saya butuh helikopter serang dan pesawat kecil untuk kontra-gerilya,” kata dia seperti dilansir CNN Filipina, Kamis, 23 Agustus 2018.
Pernyataan Duterte ini menanggapi tawaran dari pemerintah AS lewat tiga orang menterinya, yang mengirim sebuah surat. Ketiganya adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Menteri Pertahanan James Mattis, dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.
Baca:
Sara Duterte Bakal Lanjutkan Karir Politik Ayahnya?
Duterte, seperti dilansir SCMP, juga mengatakan,”Mereka mengiming-imingi F-16 ini setelah sebelumnya mempermalukan kita.”
Tawaran AS ini datang setelah Duterte mengeluhkan sulitnya membeli berbagai peralatan perang canggih dari AS dengan alasan terjadinya sejumlah pelanggaran HAM di Filipina.
Pesawat tempur F-16 mengisi bahan bakar pesawat Angkatan Udara KC-135 saat melakukan latihan Sabre Strike di udara Estonia, Rabu, 6 Juni 2018. REUTERS/Ints Kalnins
Dia mencontohkan pernah ingin membeli senapan serbu M-16 tapi batal karena ada keberatan dari salah satu senator di AS.
Baca: Duterte Ancam akan Bunuh Polisi yang Terlibat Narkoba
“Apa jaminannya saya akan dapatkan apa yang saya beli. Jika saya beli selusin F-16, apa mereka bisa kirim? Mereka bahkan tidak bisa kirim senapan M16,” kata Duterte.
Duterte mengaku mendapatkan sejumlah senapan dari Cina dan Rusia untuk operasi pembebasan Marawi dari kelompok ISIS beberapa waktu lalu.
Duterte juga sempat meradang saat ada seorang pejabat AS mengisyaratkan keberatan AS jika Duterte membeli kapal selam dari Rusia. Menurut Duterte dia perlu kapal selam untuk memodernisasi kekuatan angkatan lautnya seperti Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Baca: Antikorupsi, Rodrigo Duterte Saksikan Mobil Mewah Dibuldoser
Menteri Pertahanan Filipina dikabarkan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia pada pekan ini untuk membahas kelanjutan rencana pembelian kapal selam. Duterte ingin memodernisasi sistem pertahanan Filipina untuk melawan berbagai kelompok senjata di sana seperti kelompok Maois dan teroris pendukung ISIS.