Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gerakan Antikorupsi Arab Saudi Disebut untuk Tangkap Oposisi

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Pangeran Miteb bin Abdul Aziz saat berada di Janadriyah di pinggiran Riyadh, Arab Saudi, 15 Februari 2008. Putra Raja Abdullah bin Abdul Aziz tersebut ditangkap Komite Anti-Korupsi Arab Saudi atas dugaan korupsi pengadaan Walkie-Talkie. AFP PHOTO/HASSAN AMMAR
Pangeran Miteb bin Abdul Aziz saat berada di Janadriyah di pinggiran Riyadh, Arab Saudi, 15 Februari 2008. Putra Raja Abdullah bin Abdul Aziz tersebut ditangkap Komite Anti-Korupsi Arab Saudi atas dugaan korupsi pengadaan Walkie-Talkie. AFP PHOTO/HASSAN AMMAR
Iklan

TEMPO.CO, Riyadh - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi hanya membolehkan setiap pejabat dan pangeran yang ditahan karena terkait kasus korupsi menelpon sekali. Sebagian dari mereka ditahan di hotel bintang lima Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi.

Mereka dibolehkan menelpon anggota keluarganya. "Mereka tidak boleh menerima telpon dan ditahan dengan penjagaan ketat. Tidak ada yang bisa masuk dan keluar," kata seorang sumber yang mengetahui soal ini kepada Reuters seperti dikutip NBC News. "Ini jelas ada persiapan yang banyak untuk melakukan penahanan ini."

Baca:  Ini 2 Sosok Utama Pemburu Koruptor Arab Saudi

 

Seperti diberitakan Kerajaan Saudi menggelar penangkapan besar-besaran terhadap sebelas pangeran, empat menteri aktif, dan sejumlah mantan pejabat. Ini terkait upaya Kerajaan untuk menyelamatkan uang negara, yang diduga raib dalam besar karena praktek korupsi.

Baca: Video Pembakaran Poster Putra Mahkota Saudi Beredar di Lebanon

 

Data awal kerajaan menunjukkan jumlah uang negara yang raib mencapai sekitar US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.
Sekitar dua pekan lalu, Raja Salman mengeluarkan keputusan untuk membentuk Komisi Antikorupi. Komisi ini diketuai Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.

Beberapa jam setelah keputuran raja diterbitkan, Komisi Antikorupsi melakukan penangkapan besar-besaran. Bandara pribadi milik para pangeran dan pengusaha kaya ditutup agar mereka tidak bisa melarikan diri.
"Sebagian orang-orang yang ditahan ini sebelumnya dipanggil untuk datang ke pertemuan untuk kemudian ditangkap," begitu dilansir NBC News.

Sebagian lainnya ditahan di rumah mereka dan diterbangkan ke Riyadh atau dibawa dengan mobil ke Hotel Ritz-Carlton, yang menjadi tempat penahanan orang-orang kaya ini.

Masih menurut NBC News, tindakan Putra Mahkota Mohammed ini merupakan bagian dari upayanya melakukan konsolidasi kekuasaan. Itu sebabnya, sebagian orang terduga korupsi yang ditangkap merupakan anggota kerajaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pesannya adalah orang-orang yang menolak mendukung harus berhati-hati," kata NBC News melansir Reuters. Masih menurut sumber anonim yang dikutip ini, semua upaya penanganan antikorupsi ini ditujukan terhadap keluarga kerajaan sendiri. "Penangkapan lainnya hanya pencitraan saja," kata dia.

Raja Salman dikabarkan mengatakan tindakan penangkapan besar-besaran ini dilakukan terhadap orang-orang berjiwa lemah, yang mengedepankan kepentingan pribadinya diatas kepentingan publik demi mengumpulkan uang ilegal. Menurut beberapa sumber,data-data praktek korupsi ini dikumpulkan oleh lembaga intelejen Saudi.

Para pendukung kebijakan antikorupsi Kerajaan Saudi menolak tudingan bahwa gerakan antikorupsi ini merupakan strategi untuk menghilangkan musuh politik. Reuters, seperti dikutip NBC News, belum bisa mendapatkan konfirmasi dari keluarga kerajaan soal ini.

Salah satu yang ditahan di hotel adalah Pangeran Miteb bin Abdullah, yang merupakan bekas kepala Garda Nasional dan merupakan sepupu langsung Pangeran Mohammed.

"Dia datang ke sebuah undangan dan tidak pernah balik lagi," kata sumber kedua secara anonim. Sumber ini memiliki hubungan dengan beberapa orang yang telah ditahan.

Dua tokoh publik lainnya yang juga ditahan adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, yang mengepalai Kingdom Holding dan sepupu dari putra mahkota. Juga ada Pangeran Turki bin Abdullah, yang merupakan mantan gubernur Riyadh dan anak dari bekas raja sebelumnya yaitu Raja Abdullah.

Ketegangan memuncak pada pertemuan anggota keluarga Kerajaan pada musim panas lalu. Salah satu sumber ini mengatakan sejumlah tokoh kerajaan seperti Miteb menolak pengangkatan Mohammed sebagai putra mahkota.

Ini karena sikap MBS, julukan dari putra mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed, yang secara terbuka mengatakan akan mengusut tuntas kasus korupsi di Kerajaan. Mohammed mengatakan ini dalam berbagai interview di media massa lokal dan internasional.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

4 jam lalu

ilustrasi penjara
Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara 18 tahun pada Manal al-Gafiri, perempuan pelajar SMA karena memberikan dukungan pada tahanan politik.


Mengenal Jabal Magnet di Lembah Jin Madinah, Keajaiban di Arab Saudi?

8 jam lalu

Jabal Magnet, Madinah. Shutterstock
Mengenal Jabal Magnet di Lembah Jin Madinah, Keajaiban di Arab Saudi?

Jabal Magnet, salah satu destinasi favorit jamaah haji dan umrah saat berkunjung ke Madinah, Arab Saudi. Apa saja keanehan yang terdapat di sini?


Israel Ucapkan Selamat Hari Nasional kepada Arab Saudi

11 jam lalu

Menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, menampilkan bendera Arab Saudi. [Mohammad Mustafa Khan/Khaleej Times]
Israel Ucapkan Selamat Hari Nasional kepada Arab Saudi

Ucapan Selamat dari Israel kepada Arab Saudi terjadi saat normalisasi hubungan kedua negara disebut para pemimpinnya kian dekat.


Arab Saudi Dituduh Lakukan Sportwashing, Pangeran MBS Mengaku Tak Peduli

2 hari lalu

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 7 Juni 2023. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal
Arab Saudi Dituduh Lakukan Sportwashing, Pangeran MBS Mengaku Tak Peduli

Pangeran MBS mengatakan, jika sportswashing akan meningkatkan PDB sebesar 1 persen, Arab Saudi akan terus melakukannya.


Iran Tuding Normalisasi Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

3 hari lalu

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyapa Presiden AS Joe Biden setibanya di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Iran Tuding Normalisasi Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran mengatakan rencana Arab Saudi melakukan normalisasi hubungan dengan Israel seperti menusuk Palestina dari belakang.


Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

3 hari lalu

Oryx di Cagar Alam Uruq Bani Ma'arid, Arab Saudi. (SPA/Arabnews.com)
Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

Cagar Alam Uruq Bani Ma'arid di Arab Saudi masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.


Biden dan Netanyahu Janji Pulihkan Hubungan Israel - Arab Saudi

3 hari lalu

Pertemuan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jerusalem (10/3). AP/Ariel Schalit
Biden dan Netanyahu Janji Pulihkan Hubungan Israel - Arab Saudi

Biden dan Netanyahu bertemu untuk memuluskan normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel.


Putra Mahkota Arab Saudi MBS Sebut Normalisasi dengan Israel Semakin Dekat

3 hari lalu

Gambar kombinasi menunjukkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman di Osaka, Jepang 29 Juni 2019 dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem 9 Februari 2020. [Sputnik / Mikhail Klimentyev / Kremlin via REUTERS]
Putra Mahkota Arab Saudi MBS Sebut Normalisasi dengan Israel Semakin Dekat

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Amerika Fox News, putra mahkota mengatakan masalah Palestina masih sangat penting bagi Arab Saudi.


UEA, Arab Saudi Kutuk Penyerbuan Israel ke Masjid Al Aqsa

4 hari lalu

polisi Israel mengawal pengunjung saat mereka menjelajahi kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem 17 September 2023. (Reuters)
UEA, Arab Saudi Kutuk Penyerbuan Israel ke Masjid Al Aqsa

Pernyataan itu muncul ketika AS berupaya menormalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel.


UNESCO Tetapkan Kota Tua Jericho sebagai Situs Warisan Dunia, Israel Berang

6 hari lalu

Istana Perunggu Awal III (G )  Kementerian Pariwisata dan Purbakala (MoTA)
UNESCO Tetapkan Kota Tua Jericho sebagai Situs Warisan Dunia, Israel Berang

UNESCO telah memilih kota tua Jericho di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai Situs Warisan Dunia di Palestna.