TEMPO.CO, Phnom Penh - Pengadilan tertinggi Kamboja menolak permintaan Rusia untuk mengekstradisi seorang pengusaha yang dituduh menggelapkan puluhan juta dolar dalam kasus penipuan real estate (kawasan permukiman).
"Mahkamah Agung memutuskan bahwa Sergei Polonsky, 41 tahun, tidak dapat dikirim kembali ke Rusia karena kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi," bunyi laporan yang dilansir Asiaone, Jumat, 25 April 2014.
Pada Agustus 2013, pengadilan memerintahkan penahanan terhadap Polonsky setelah ia didakwa secara in-absentia atas tuduhan penggelapan uang 5,7 miliar rubel atau sekitar US$ 174 juta yang menipu 80 investor.
Polonsky ditahan di Kamboja pada November lalu di sebuah pulau yang terletak di barat daya Kota Sihanoukville atas permintaan Rusia. Namun ia kemudian dibebaskan oleh pengadilan dalam keputusan banding pada Januari 2014.
Para penyidik menuduh pengusaha Rusia itu mendalangi penipuan yang berkaitan dengan pembangunan kompleks perumahan pada 2007-2008.
Polonsky juga sempat menghadapi sidang berbeda di Kamboja atas tuduhan bahwa dia dan dua warga Rusia lainnya mengancam kru kapal dengan menodongan pisau. Namun ia dibebaskan sementara pada April tahun lalu setelah menghabiskan hari-harinya selama tiga bulan di penjara Kamboja, negara yang menjadi tempat bisnisnya.
Bisnis yang dijalankan Polonsky terpuruk akibat krisis keuangan global yang terjadi pada 2007-2008. Akibatnya, ia terpaksa menghentikan pekerjaannya membangun Menara Federasi Moskow. Saat itu ia berharap menara tersebut akan jadi bangunan tertinggi di Eropa.
ASIAONE | ROSALINA
Terpopuler
KPK Geledah Rumah Petinggi HP
Kebakaran Pasar Senen, 33 Unit Damkar Diturunkan
Ahok Sewot Lagi Soal Bus Hibah
KPK Satroni Tiga Rumah Mewah di Bintaro dan BSD
6,7 Juta Pria Indonesia Doyan Seks Sembarangan