TEMPO.CO, Phnom Penh- Setelah menyingkirkan musuh politiknya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen bersumpah akan mempertahankan jabatannya hingga 10 tahun mendatang. Dengan begitu, pria yang saat ini berusia 64 tahun akan menjadi perdana menteri terlama berkuasa di dunia.
Hun Sen menyatakan sumpahnya itu di hadapan sekitar 10 ribu buruh garmen di Phnom Penh, ibukota Kamboja, Rabu, 6 September 2017.
Baca: Global Witness Ungkap Skandal Korupsi PM Kamboja Hun Sen
Hun Sen melontarkan ambisinya itu sehari setelah pengadilan memutuskan pemimpin partai oposisi, Partai Penyelamat Nasional atau CNRP, Kem Sokha, 64 tahun melakukan pengkhianatan dan spionase untuk kepentingan asing. Sokha terancam hukuman penjara selama 30 tahun.
"Sebelumnya saya sangat ragu mengenai kapan saya seharusnya meninggalkan kantor, namun setelah menyaksikan tindakan pengkhianatan pemimpin oposisi baru-baru ini, maka saya telah memutuskan untuk melanjutkan kerja saya untuk 10 tahun lagi," kata Hun Sen seperti dikutip dari South China Morning Post, 6 September 2017.
Hun Sen telah memegang jabatan perdana menteri selama 32 tahun. Pada tahun 2007, dia pernah mengatakan akan pensiun di saat usianya 90 tahun. Lalu di tahun 2015, Hun Sen mengatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya itu.
Baca: Sebelum Tewas, Aktivis Kamboja Ini Berniat 'Lari' ke Prancis
Setahun menjelang pemilihan presiden, Hun Sen mengubah putusannya dengan menyatakan akan maju sebagai perdana menteri untuk 2 periode lagi atau 10 tahun lamanya.
"Saya mau katakan kepada seluruh warga asing, tolong jangan iri kepada saya karena saya menjadi perdana menteri terlama di dunia," kata Hun Sen.
Negara-negara Barat mengecam penangkapan Kem Sokha dan menindas pengkritik Hun Sen termasuk media independen.
Adapun petinggi partai CNRP menuding Hun Sen berusaha melemahkan atau menghancurkan partai oposisi tersebut agar tidak dapat mengikuti pemilihan presiden tahun depan.
SOUTH CHINA MORNING POST | MARIA RITA