TEMPO.CO, Phonm Penh - Kementerian Kebudayaan dan Seni Kamboja melarang selebritas berusia 24 tahun tampil dalam produksi hiburan selama setahun karena dianggap terlalu seksi.
Menurut Russia Today pada 28 April 2017, perintah itu dibuat setelah Denny Kwan, sang selebritas tidak menuruti perjanjian tertulis untuk membatasi pemakaian pakaian yang terlalu terbuka.
"Anggota dewan memutuskan untuk menghukum Denny Kwan dengan tidak melakukan aktivitas di industri hiburan selama satu tahun, seperti pertunjukan shooting, karaoke, dan nyanyian di TV," kata ketua dewan disipliner, Chamroeun Vantha.
Tahun lalu, Denny diarahkan oleh Kementerian Kebudayaan tentang cara berpakaian setelah gambarnya memakai gaun terbuka tersebar di media lokal. Kwan kemudian membuat perjanjian untuk tidak mengulanginya lagi. Namun baru-baru ini, ia mengunggah foto-foto seksinya ke media sosial, sehingga mengundang amarah dari pemerintah.
Menurut pihak kementerian, hukuman itu sejalan dengan Kode Etik Perilaku Artis. Dalam kode etik tersebut artis diminta berpakaian dengan cara yang sopan dan mengedepankan martabat dan jati diri serta identitas nasional.
Perusahaan yang terlibat dalam industri hiburan turut diingatkan untuk tidak bekerja sama dengan aktris tersebut.
Mengomentari sanksi itu, Kwan mengatakan, "Saya memiliki hak untuk menentukan pakaian apa yang akan saya kenakan. Tapi budaya Kamboja tidak dapat menerimanya. Saya akan mencoba tidak memakai pakaian terlalu seksi seperti selalu diunggah ke Facebook."
Kwan juga mengatakan dia menerima penangguhan itu.
Hukuman itu juga didukung oleh Pon Putborei, juru bicara Kementerian Urusan Wanita, yang mengatakan bahwa sebagai seorang publik figur, Kwan tidak berhak mengenakan apa pun yang dia mau. "Dia harus berhati-hati dengan budaya kita," kata Putborei.
Sikap konservatif terhadap perempuan berakar kuat dalam masyarakat Kamboja. Hal ini tecermin terutama dalam sikap terhadap tata cara berpakaian wanita.
Wanita yang menunjukkan bagian kaki mereka dianggap memalukan menurut peraturan yang diajarkan di sekolah-sekolah Kamboja hingga pada 2007. Meski secara nasional telah dihapus, tapi masih diterapkan di banyak sekolah.
RUSSIA TODAY | THE SUN | YON DEMA