TEMPO.CO, Canberra - Kapal yang dikabarkan hilang sejak meninggalkan Indonesia lebih dari satu bulan lalu kemungkinan tenggelam. Demikian penjelasan pejabat Australia, Selasa, 14 Agustus 2012.
Kapal yang diduga berisi 67 penumpang pencari suaka itu diperkirakan menyeberangi barat laut Australia dan diberitakan hilang.
Masalah pendatang ilegal ini membuat parlemen Australia tengah menggodok rancangan undang-undang yang baru untuk mencegah masuknya para pendatang secara ilegal.
Perahu itu diketahui meninggalkan Indonesia sejak akhir Juni atau awal Juli, tapi sejak saat itu tidak terdeteksi, kata Menteri Dalam Negeri Australia, Jason Clare, dalam sebuah wawancara di televisi.
“Tidak ada bukti bahwa orang-orang itu telah tiba di Australia,” kata Clare. Dia menambahkan, Pemerintah Australia sangat mengkhawatirkan kapal yang hilang tersebut.
Sejak 2001, hampir 1.000 orang meninggal dunia di laut dalam usaha mereka mencapai Australia dengan menggunakan kapal yang kelebihan muatan dan tak laik jalan dari Indonesia.
Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, pada Senin, 13 Agustus 2012, membuka kembali pusat-pusat penahanan pengungsi di Kepulauan Pasifik, yakni di Naru dan Papua New Guinea, untuk menghalangi para pendatang ilegal ini.
Para pendatang ilegal yang mencari suaka di Australia ini kebanyakan berasal dari Afghanistan dan Timur Tengah. Mereka berlayar dari Indonesia menuju Lautan India ke Pulau Christmas setelah membayar sejumlah uang kepada para penyelundup.
Kedatangan manusia perahu sampai saat ini masih menjadi topik pembicaraan politik yang panas. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, pendatang ilegal yang masuk ke Australia itu jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan dengan 58 ribu orang yang tiba di Eropa melalui laut pada 2011.
REUTERS | GRACE S. GANDHI
Terpopuler:
Seks di Kampung Atlet Olimpiade
Wanita Ini Tikam Calon Suami di Hari Pernikahan
MiG-23 yang Ditembak Jatuh Beredar di Youtube
Gempa Iran, 300 Orang Meninggal, 5000 Terluka
Di Meksiko, 7 Anggota Keluarga Tewas Dibantai
Mesir Pecat Menteri Pertahanan dan Wkl Kepala Staf
Kepala Pelayan Paus Benediktus XVI Segera Diadili
Sejumlah Helikoper Militer Uganda Hilang di Kenya
Iran Nyatakan 2 Hari Berkabung
Pemberontak Suriah Tembak Jatuh Jet Tempur