TEMPO.CO, Caracas - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Presiden Venezuela Hugo Chavez saling melontarkan pujian dalam pertemuan di Caracas, Venezuela, pada Senin, 9 Januari 2012. Mereka lalu mengejek penolakan Amerika Serikat dan bercanda tentang kepemilikan bom atom di pengasingan mereka.
Meski secara geografis kedua negara itu berjauhan letaknya, hubungan Iran dan Venezuela, yang sama-sama tergabung dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), kian dekat dalam beberapa tahun terakhir.
“Salah satu target yang sedang diincar imperialisme Amerika adalah Iran, itulah kenapa kami menunjukkan solidaritas kami,” kata Chavez dalam jumpa pers bersama Ahmadinejad. “Ketika kami bertemu, setan-setan menjadi gila,” ujarnya, mengejek peringatan Amerika agar negara-negara Amerika Latin tidak membantu Iran.
Namun kedua negara ini secara diam-diam menandatangani perjanjian kerja sama. Chaves memberikan sinyal Venezuela akan mencari cara untuk meringankan sanksi yang diterima Iran atas program nuklirnya dengan menyediakan bahan bakar atau uang tunai. Perjanjian kerja sama antara kedua negara meliputi bidang ekonomi dan nanoteknologi.
Namun mereka menolak menjawab isu-isu sensitif, termasuk ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran penting perdagangan minyak dunia.
Ahmadinejad berada di Venezuela untuk mengawali kunjungan di Amerika Latin guna mencari dukungan menyusul bertambahnya sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. “Kegilaan imperialis telah lepas kendali dalam cara yang sudah lama tidak tampak,” ujar Chavez dalam upacara penyambutan di Istana Kepresidenan.
Dalam pertemuan itu, keduanya tampak mesra, saling peluk dan pandang, berpegangan tangan, dan saling melempar pujian. “Presiden Chavez adalah pemenang dalam perang melawan imperialisme,” kata Ahmadinejad memuji tuan rumah.
REUTERS | SAPTO YUNUS