TEMPO.CO, Caracas-Hanya beberapa saat setelah helikopter menyerang gedung Mahkamah Agung dan Kementerian Dalam Negeri Venezuela, seorang polisi muncul dalam rekaman video di Instagram. Ia mengaku bernama Oscar Pérez, anggota kepolisian Venezuela.
Pérez tampak berpakaian resmi kepolisian Venezuela dengan diapit empat pria berpakaian militer dengan wajah tertutup memegang senjata berlaras panjang. Pérez membacakan pernyataan sikap dari koalisi aparat militer, polisi, dan sipil Venezuela.
"Kami koalisi aparat militer, polisi dan sipil yang sedang mencari keseimbangan dan menentang pemerintah kriminal," kata Pérez seperti dikutip dari BBC, 28 Juni 2017.
Baca: Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
"Kami tidak terikat dengan kecenderungan politik atau partai. Kami kaum nasionalis, patriot dan institusionalis. Kami bertempur bukan untuk melawan pasukan keamanan, namun menentang impunitas pemerintah. Ini tindakan melawan tirani," kata Pérez menegaskan.
Dalam rekaman video, Pérez menunjukkan pita warna unggu yang melilit di lengan kirinya lalu menjelaskan makna pita itu sebagaii persekutuannya dengan kebenaran dan Yesus Kristus.
Di akun Instagramnya, Pérez menyebut dirinya bekerja di unit investigator kejahatan, Pilot dan instruktur K9. Menurut El Nacional, surat kabar Venezuela, Pérez, mantan pemimpin badan investigator dan intelijen Venezuela.
Tidak ada penegasan yang disampaikan Pérez apakah dia yang melemparkan granat ke Mahkamah Agung dan menembaki Kementerian Dalam Negeri Venezuela.
Aparat keamanan Venezuela sedang memburu Pérez.Pemerintahan Maduro menuding Pérez bekerja di bawah perintah Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Caracas. Namun tudingan itu tidak disertai bukti.
Presiden Nicolas Maduro mengatakan, Pérez dulunya sempat bekerja untuk mantan Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman, Miguel Rodriguez Torres, meski hanya sebentar.
Baca: Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS
Maduro menuding pelemparan granat ke gedung Mahkamah Agung dan penembakan ke Kementerian Dalam Negeri sebagai serangan teroris dan upaya kudeta. Maduro mengaku telah memerintahkan aparat militer untuk bersiaga.
"Saya telah mengaktifkan peringatan kepada pasukan bersenjata di seluruh negeri untuk menjaga perdamaian," ujar Presiden Maduro.
Presiden Maduro pun memastikan segera menangkap pelaku serangan yang menggunakan helikopter polisi menjatuhkan granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki Kementerian Dalam Negeri Venezuela.
BBC NEWS | GUARDIAN | MARIA RITA