TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat mengutuk serangan berdarah terhadap gedung parlemen nasional Venezuela oleh pendukung Presiden Nicolas Maduro, Rabu, 5 Juli 2017.
Dalam siaran pers yang beredar di media, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka.
"Pemerintah juga harus menyeret para pelaku serangan ke meja hijau," bunyi siaran pers Kementerian Luar Negeri Amerika sebagaimana dilaporkan Sputnik, Kamis, 6 Juli 2017.
Baca: Venezuela Pastikan 19 Orang Tewas Sejak Aksi Unjuk Rasa Bergulir
Beberapa media di Venezuela melaporkan, aparat keamanan tak kuaa menahan laju pelaku serangan yang membawa tongkat besi bahkan senjata api sehingga mereka leluasa melampiaskan aksinya.
Aksi brutal yang membuat sedikitnya 15 anggota parlemen Venezuela berdarah-darah itu mendapatkan dukungan dari Presiden Maduro.
Saat penyerangan berlangsung, Newsy melaporkan, anggota parlemen sedang membahas tekanan terhadap Presiden Maduro agar melakukan referendum terhadap perubahan konstitusi negara.
"Pembahasan masalah referendum itu direncanakan akan diselanggarakan pada 16 Juli 2017," kata anggota oposisi parlemen Venezuela yang menjadi korban serangan kepada media.
SPUTNIK | NEWSY | CHOIRUL AMINUDDIN