Hamas dan Fatah pecah kongsi sejak Juni 2007 setelah pemerintahan persatuan nasional bubar. Insiden itu langsung diikuti oleh blokade Israel terhadap Gaza yang dihuni sekitar 1,5 juta penduduk.
Kepada Faisal Assegaf dari Tempo, mantan penasihat Perdana Menteri ismail Haniyah dari Hamas, Ahmad Yusuf, menyatakan keyakinannya rekosiliasi di antara dua partai itu tercapai tahun ini. Berikut oenuturannya saat dihubungi melalui telepon selulernya kemarin:
Bagaimana kemungkinan rekonsiliasi bisa tercapai?
Saat ini Hamas dan Fatah makin dekat ke arah rekonsiliasi dan persatuan. Kali ini, mereka serius membicarakan soal rekonsiliasi.
Memangnya ini momen yang tepat?
Tentu saja, karena rakyat Palestina pun menginginkan adanya persatuan di antara semua faksi.
Atau ini sekadar taktik dari Hamas dan Fatah agar terhindar dari revolusi?
Proses rekonsiliasi yang sedang berlangsung tidak ada hubungannya dengan gelombang revolusi yang sedang melanda negara-negara Arab. Situasi yang kami hadapi berbeda dari mereka. Kami berupaya mencapai rekonsiliasi lantaran kami sedang dijajah oleh Israel. Kami perlu bersatu untuk menghadapi penjajah itu.
Kira-kira kapan kesepakatan damai Hamas dan Fatah tercapai?
Saya kira dalam beberapa pekan ke depan akan ada pertemuan antara Perdana Menteri Ismail Haniyah dan Presiden Mahmud Abbas.
Baca Juga:
Di mana pertemuan keduanya bakal berlangsung?
Kemungkinan besar di Mesir dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Jalur Gaza oleh Haniyah dan Abbas.
Apa saja yang akan dibahas kedua pemimpin itu?
Mereka akan membahas masalah pembagian kekuasaan dan pem,erintahan persatuan yang bakal menyiapkan pemilihan umum.
Kapan pemilu bakal dilangsungkan?
Mungkin tahun depan.
Menurut Anda, siapa yang akan menjadi perdana menteri nanti?
Kedua pihak telah sepakat menunjuk teknokrat dan bukan wakil dari Hamas atau Fatah.
Siapa calon terkuat dalam pandangan Anda?
Terlalu dini membahas soal itu.
Anda yakin gelombang revolusi bisa muncul di Israel?
Saya pikir tidak karena sistem di Israel mendapat sokongan dari kalangan ultranasionalis. Siapa saja yang memimpin, baik itu dari sayap kanan, tengah, atau kelompok kiri, tujuan mereka sama saja, yakni menjajah Palestina.