TEMPO Interaktif,Port-au-Prince - Tim Penyelamat Perancis berhasil menyelamatkan seorang gadis dari reruntuhan gedung tak jauh dari kampus Universitas St.Gerard, Rabu, setelah tertimbun bangunan selama 15 hari.
Darlene Etienne, 17 tahun, ketika dikeluarkan dari reruntuhan dalam kondisi hidup namun mengalami dehidrasi dan lengan sebelah kiri patah. Selanjutnya ia dilarikan ke rumah sakit terapung milik militer Perancis, Sirroco. "Dia masih hidup!" teriak paramadis Paul Francois-Valette yang membawanya ke rumah sakit.
Pihak berwenang mengatakan kejadian ini sangat langka bagi siapa pun mampu bertahan lebih dari 72 jam tanpa air. Tapi Etienne mungkin memiliki akses ke sumber air dari kamar mandi rumah yang runtuh. Selain tubuh Etienne, tim penyelamat juga menemukan minuman Coca-Cola.
Keluarganya mengatakan, ketika bencana itu menghantam Haiti, gadis belia baru saja mulai belajar. Sehinga dia bersama mahasiswa lain dan staf pengajar terperangkap puing-puing bangunan kampus, hostel dan rumah-rumah yang ada di dekatnya. "Kami pikir dia tewas, kata sepupunya Jocelyn A. St. Jules melalui telepon kepada The Associated Press.
Kemudian, lanjutnya, dua minggu setelah gempa, para tentangga mendengar suara pelan dari reruntuhan rumah di dekat bangunan kampus. Mereka memanggil-manggil dan ditolong oleh Tim Penyelamat Perancis. Ketika tim penyelamat Calude Feuilla mendekat ke reruntuhan, dia mendengar suara dan samar-samar melihat rambut hitam tertutup puing. Serta merta dia membersihkan puing yang menutup tubuh korban sehingga berhasil menyelamatkan jiwanya.
"Dia benar-benar tak mampu bicara atau menceritakan berapa lama berada di sana tetapi saya kira dia di sana sejak gempa itu terjadi. Saya tidak mengira dia mampu hidup selama berjam-jam," ujar Fuilla.
Tim penyelamat lain asal Perancis Letnan Kolonel Christophe Renou mengatakan, dia tak habis pikir korban mampu bertahan hidup dalam waktu yang begitu lama. "Pastinya, dia terkubur reruntuhan selama 15 hari. Dia tidak terluka namun sangat...sangat lemah."
Renou menambahkan, timnya akan kembali ke tempat tersebut, Kamis, dengan peralatan radar untuk mencari korban lainnya yang masih hidup.
AP | CHOIRUL