TEMPO.CO, Port-au-Prince - Angka korban tewas akibat Badai Matthews yang menyerang Haiti di Amerika Tengah meningkat hingga mendekati angka 300 per Jumat, 7 Oktober 2016.
Seperti yang dilansir Independet pada 7 Oktober 2016, laporan menyebutkan jumlah korban terbaru 264-283 orang di Haiti. Jumlah tersebut naik secara drastis dari laporan sebelumnya, menyusul mulai meredanya badai dengan air yang surut.
Kebanyakan kematian terjadi di kota dan desa nelayan di barat semenanjung Tiburon di barat daya negara itu, yang merupakan wilayah paling indah di Haiti.
Departemen Dalam Negeri Haiti mengatakan kebanyakan korban tewas akibat tertimpa pohon tumbang, potongan besi dan kayu beterbangan, serta banjir ketika Matthews melanda negara itu dengan kecepatan lebih 200 kilometer per jam.
"Puluhan meninggal di Kota Les Anglais di Sud Department. Saya tidak pernah melihat sesuatu seperti ini," kata wakil pemerintah pusat di wilayah itu, Louis Paul Raphael.
Selain merenggut korban jiwa, badai kategori 4 yang telah berpindah ke wilayah Bahama tersebut, meninggalkan kehancuran yang parah. Kerusakan paling parah terjadi di selatan Haiti saat angin bergerak dalam kecepatan 200 kilometer per jam.
Di sana, badai menyebabkan rumah roboh, desa-desa banjir, dan mengisolasi pulau dengan daerah lain. Beberapa laporan menyebutkan jalur yang menghubungkan Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, dengan semenanjung selatan terputus, setelah jembatannya roboh.
Setidaknya 1.580 rumah hanyut terkena banjir, dan 3.125 keluarga terdampak badai ini. Sekitar 300 ribu penduduk mengungsi ke luar negara.
Sebagai bantuan awal tanggap darurat, pemerintah Amerika Serikat telah mengirim sekitar US$ 400 ribu (Rp 5,2 miliar) ke Haiti dan Jamaika.
Kejadian ini memperburuk kondisi Haiti yang masih belum pulih sepenuhnya dari gempa pada 2010, yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Selain menyerang Haiti, Badai Matthews menyerang Republik Dominika dan St. Vincent serta Jamaika. Saat ini badai bergerak ke arah Amerika Serikat. Presiden Amerika Barack Obama telah memperingatkan warganya terhadap ancaman badai ini.
Badan Cuaca Nasional AS bahkan mengatakan badai bisa menjadi yang paling kuat untuk menyerang timur laut Florida dalam 118 tahun.
INDEPENDENT | AL JAZEERA | YON DEMA
Baca:
Bank Indonesia Teliti Uang Dimas Kanjeng, Hasilnya Adalah...
Gatot Brajamusti, Aspat, dan Seks 'Threesome' di Padepokan
Dituding Minta Mahar Rp 10 T ke Ahok, PDIP Lapor Polisi