Sejak insiden penyerangan, tak ada satupun yang terluka. Namun kerusuhan berbau agama tersebut sempat memanaskan suhu politik di Malaysia.
Penyerangan terhadap gereja berlangsung 31 Desember menyusul keputusan pengadilan yang membolehkan umat non Muslim menyebutkan kata "Allah" untuk sebutan Tuhan.
Baca juga:
Bakri Zinin, anggota kepolisian untuk urusan investigasi kriminal, mengatakan delapan orang yang ditahan tersebut diduga sebagai pelaku penyerangan terhadap Gereja Peribadatan di Desa Melawati, Malaysia, 8 Januari.
Menurutnya, tensi kemarahan meledak setelah Pengadilan Tinggi Malaysia mengabulkan permohonan koran Katolik Roma, The Herald, mengunakan kata "Allah" untuk menguraikan kata "Tuhan" dalam edisinya berbahasa Melayu.
Sejumlah kelompok Muslim beralasan kaum Kristen sengaja menggunakan istilah yang dekat dengan Islam sebagai upaya pemurtadan. Sementara itu Partai Islm Malaysia (PAS) menjelaskan, Kristen dan Yahudi tidak pernah mengenal istilah "Allah."
Baca juga:
Mayoritas warga Malaysia ebrasal dari suku Melayu yang beragama Islam, sementara warga lainnya keuturunan Cina dan India. Negara ini dalam konstitusinya hanya mengakui Islam sebagai agama negara, namun memberikan kebebasan kepada warganya menganut kepercayaan lain.
BBC | NST | CHOIRUL