Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi mengatakan bahwa dua pria Irak berusia 41 dan 63 tahun itu adalah saudara kandung. Mereka ditangkap karena diyakini sebagai komandan ISIS di Irak Selatan.
“Kedua bersaudara ini bekerja sebagai teknisi dan ditangkap karena mereka dicurigai sebagai komandan ISIS di Irak Selatan,” katanya, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu, 6 September 2017.
Polisi belum memberikan informasi lebih lanjut tentang kedua tersangka tersebut.
Baca: Malaysia Gagalkan Serangan ISIS ke Sea Games
Selain keduanya, seorang warga Bangladesh yang terkait dengan kelompok radikal Jamaah ul-Mujahidin, yang juga dikenal sebagai Jamatul Mujahidin (JMB), juga ditangkap pada 4 Juli di Shah Alam, Selangor.
Kelompok teroris tersebut diduga menguasai serangan Dhaka yang terjadi di Holey Artisan Bakery pada 2016.
Tersangka bekerja sebagai guru sementara di sekolah tahfiz Quran bernama Maahad Tahfiz Gombak. Dia dicari polisi Bangladesh karena diyakini terlibat dalam JMB dan dia disebut memasuki Malaysia pada 4 September 2016.
Sebanyak 22 orang, termasuk 17 orang asing, tewas dalam serangan mematikan di Holey Artisan Bakery, di Dhaka pada 1 Juli 2016. Enam dari penyerang ditembak mati pasukan keamanan. JMB adalah organisasi radikal yang meluncurkan beberapa serangan terhadap sekulerisme di Bangladesh pada 2016.
Operasi tersebut juga berhasil menjaring delapan pria yang memiliki hubungan dengan Kelompok Abu Sayyaf pada 30 Agustus. Dua di antaranya adalah warga Filipina sementara enam lainnya adalah warga Malaysia.
Dua warga Maladewa berusia 29 dan 33 tahun, yang bekerja sebagai teknisi AC, ditangkap karena diduga menggunakan Malaysia dan Singapura sebagai titik transit sebelum pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Dari beberapa tersangka teroris warga asing yang ditangkap Malaysia, terdapat sedikitnya dua pedagang Indonesia, berusia 29 dan 47 tahun, ditangkap karena merekrut anggota ISIS untuk pergi ke Suriah.
CHANNEL NEWSASIA | BERNAMA | YON DEMA